TANGERANGNEWS.com-Sebanyak 86 siswa lulusan SMP yang tidak lolos dalam Proses Penerimaan Siswa Didik Baru (PPDB) 2022, tetap bertahan untuk bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang, Buaran Bambu, Kecamatan Pakuhaji.
Pantauan TangerangNews, pada Senin 1 Agustus 2022, para calon siswa yang mengenakan seragam SMA tersebut berkumpul di depan SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Mereka didampingi wali muridnya.
Salah satu wali murid, Ita, mengungkapkan, anaknya telah mendaftar di SMAN 20 Kabupaten Tangerang melalui jalur zonasi dalam pelaksanaan PPDB lalu. Namun, anak tersebut tidak lolos seleksi meski jarak antara sekolah dan tempat tinggalnya.
"Sudah daftar di sini, terus enggak diterima. Tapi ada siswa rumahnya lebih jauh dari sekolah, yang dari Gaga masuk, ada yang dari Buaran Mangga masuk," ujarnya kepada TangerangNews.
Adapun alasan bertahan di depan sekolah, para siswa tersebut bisa mengeyam pendidikan di SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Sebab, hanya sekolah tersebut yang berstatus negeri di Kecamatan Pakuhaji.
"Masih mau sekolah di sini. Saya perjuangkan anak mau sekolah di sini. Sekolah lain banyak cuma swasta," ungkapnya.
Ita juga enggan mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di swasta dan tetap bersikukuh untuk bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang, meski kini sudah tertinggal kegiatan belajar mengajar.
Sementara itu, wali murid lainnya, Saipul Bahri menuturkan, total ada 86 calon siswa yang bersikukuh untuk bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Para calon siswa ini semuanya merupakan warga Kecamatan Pakuhaji.
"Warga Pakuhaji semua. Ada dari Desa Keramat, Desa Rawa Boni," tuturnya.
Adapun saat ini, para wali mengharapkan adanya jalur seleksi lain yang mereka sebut sebagai permohonan. "Ini kita tempuh jalur permohonan supaya ada penambahan," jelasnya.
Saipul menambahkan, jumlah lulusan SMP sangat tidak sebanding dengan ketersediaan kuota SMA negeri di Kecamatan Pakuhaji.
"Lulusan SMP dan MTs tahun ini hampir 1.300 siswa. Sedangkan yang diterima 360 di SMAN 20 Kabupaten Tangerang," imbuhnya.
SMAN 20 Kabupaten Tangerang merupakan sekolah yang diidam-idamkan anak Saipul sejak SMP. Para siswa yang tidak lolos ini juga sebagai anak bangsa yang berhak mengenyam pendidikan di sekolah negeri.
"Yang jadi beban kami, 86 siswa kalau tidak sekolah gimana nasib anak bangsa," jelas dia.
Jika anak didiknya tetap tidak bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang, para wali murid akan melakukan langkah-langkah lain termasuk mengungkap dugaan kejanggalan-kejanggalan, seperti jumlah satu rombongan belajar yang diterapkan 36 kursi, tetapi yang tersedia 40 kursi.
"Kalau tidak diterima juga, kami terpaksa bongkar-bongkar data, karena banyak kejanggalan," pungkasnya.