TangerangNews.com
Perayaan Imlek di Pemukiman Cina Benteng Sederhana
| Kamis, 3 Februari 2011 | 18:52 | Dibaca : 66294
Edi Lim Ketua Forum Masyarakat Kampung Benteng (tangerangnews / rangga)
TANGERANGNEWS-Suasana tahun baru imlek 2.562 di Kota Tangerang tampak meriah. Hanya, disatu titik yang berjalan sederhana, yakni di pemukiman Cina Benteng yang tinggal di bantaran sungai Cisadane, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
Ketua Forum Masyarakat Kampung Benteng Edi Lim mengatakan, di pemukiman yang terdapat 350 kepala keluarga itu tidak ada perayaan yang berarti. Masyarakat di sana hanya saling berkunjung ke tetangga dan ke Vihara. “Biasanya walaupun tidak terlalu meriah, kami suka gelar Barongsai, yah pokonyanya beda dari tahun sebelumnya. Kami saat ini sedang was-was,” ujar Edi Lim, hari ini. Pemukiman ini memang awalnya direncakan akan tergusur 20 meter dari bibir sungai oleh Pemkot Tangerang, karena dianggap membahayakan warga setempat. Namun, entah karena apa, Pemkot Tangerang belum melanjutkan rencana tersebut.
Lebih lanjut, Edi Lim mengatakan, pihaknya tetap melakukan doa bersama di Vihara Mahabodhi yang ada di pemukiman itu. “Kami berdoa bersama-sama agar di tahun kelinci ini kami mendapat selamat dari rencana penggusuran. Biar bagaimana pun kami adalah bagian sejarah di Tangerang, “ tutu Edi Lim.
Sementara itu, di Vihara lainnya, ribuan warga keturunan Tionghoa memanjatkan doa di sejumlah vihara (klenteng) yangada di daerah tersebut, termasuk di Vihara Buntek Bio, Pasar Lama dan Nimmala (Bu San Bio) di Pasar Baru, Kota Tangerang. Perayaan berlangsung meriah karena digelar festival makanan dan pagelaran barongsai dan lionsai.
"Selain untuk memeriahkan tahun baru, kami juga memanjatkan doa semoga tahun ini kondisi Indonesia, Khususnya Tangerang, lebih baik," kata Lian Afu, warga Batu Ceper, Kota Tangerang yang datang ke Vihara tertua (Buntek Bio) di Pasar Lama, Kota Tangerang.
Puluhan pengemispun tampak berderet di halaman depan Vihara tersebut untuk mendapatkan sebagian rezeki dari para jamaah Vihara itu. "Ini mungkin sudah menjadi tradisi warga keturunan Tionghoa yang selalu bagi-bagi rezeki kepada mereka yang kurang mampu, sehingga di vihara ini dipenuhi oleh mereka (pengemis) ," kata Lian Fu yang bagi-bagi rezeki (Ang Pau) dengan amplop warna merah. (DIRA DERBY)