TANGERANGNEWS.com-Makanan yang terbuat dari adonan tepung direngangkan dan digulung sampai menjadi berbagai bentuk asal negeri Tiongkok ini memiliki tempat tersendiri di hati orang-orang Indonesia khususnya mi instan.
Bahkan keberadaan mi instan dianggap sebagai penyelamat di kala tanggal tua. Lebih dari itu, beberapa orang pun hingga membentuk komunitasnya sendiri di media sosial seperti contohnya grup facebook Dunia Mi Instan.
Lalu timbul pertanyaan, mengapa orang Indonesia sangat suka dengan mi instan. Dilansir dari Zenius.net, menurut The Jakarta Post, mi instan dan orang Indonesia seperti memiliki hubungan tersendiri, sebab rasa yang dihadirkan disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
Sementara itu, menurut American Society for Nutrition, kandungan MSG atau garam natrium penambah rasa pada mi instan dapat memberikan efek rasa kenyang bila dikombinasikan dengan proten.
Sebab itulah orang Indonesia sangat suka dan merasa puas dengan sehingga kerap menjadikan mi sebagai salah satu makanan pokok.
Seiring waktu mi instan tersebut pun mulai dikreasikan dengan berbagai topping tambahan seperti telur dan bakso, lalu dari MSG itulah yang akan menambah rasa umami atau lebih gurih pada mi instan.
Dalam perkembangannya, disebutkan mi instan telah ada semenjak empat ribu tahun yang lalu, Menurut profesor Houyuan Lu dari Institut Geologi dan Geofisika dari Chinese Academy of Sciences, China, bukti paling awal dari mie yang pernah ditemukan berada di situs arkeologi Lajia berlokasi di barat laut China.
Para arkeolog menemukan semangkuk mie kuning tipis yang diawetkan dan sudah kering, mangkuk tersebut terkubur di bawah batuan.
Dalam penemuan tersebut Gary Crawford arkeolog dari University of Toronto, Kanada mengungkapkan, temuan mi tersebut terbuat dari biji millet atau biji sereal yang digiling menjadi tepung lalu menghasilkan adonan, setelahnya adonan itu ditarik dan diregangkan membentuk mi.
#GOOGLE_ADS#
Penyebaran mi dimulai ketika para pedagang dari Cina pada abad 19 datang ke Jepang dengan membawa mi gandum, kemudian orang Jepang mengkreasikan versi mereka sendiri dan jadilah ramen. Kepopuleran mi semakin melonjak ketika perang dunia II 1939-1945 sebagai makanan alternatif para pasukan yang kelaparan.
Sama halnya dengan Indonesia, pedagang Cina pun membawa mi tersebut ke Indonesia, sampai akhirnya 1968 lahirnya mi instan pertama di Indonesia yakni Supermi, setahun kemudian 1969 lahir lah merek instan baru Indomie dengan varian rasa pertamanya kuah kaldu ayam.
Karena menuai kesuksesan, pada 1983 Indomie kembali mengeluarkan varian rasa baru yakni mi goreng. Varian mi goreng inilah yang paling populer hingga kini bahkan pernah dinobatkan sebagai mi instan terenak menurut Los Angeles Times pada 2019 dan New York Magazine pada 2021 lalu, yang menciptakan dan meracik bumbu-bumbu Indomie ini yakni Nunuk Nuraini yang telah meninggal pada 2021 lalu di usia ke-59.