TangerangNews.com

HIV/AIDS di Tangsel Tahun 2022 Mencapai 308 Kasus, Pemkot Siapkan Antiretroviral

Fahrul Dwi Putra | Senin, 12 Desember 2022 | 19:29 | Dibaca : 403


Ilustrasi HIV/AIDS. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Sejak Januari hingga November 2022  tercatat kasus HIV (human immunodeficiency virus) ada 266  kasus dan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) 42 kasus, di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). 

Dari data tersebut jika ditotalkan mencapai 308 kasus. Diketahui dari jumlah tersebut, penyakit ini lebih dominan dialami laki-laki berusia 25 hingga 49 tahun, dengan persentase 81 persen. 

Menanggapi kasus HIV/AIDS ini, Pemkot Tangsel terus berupaya melakukan sosialisasi seputar HIV/AIDS, serta bahaya narkoba dan menambah fasilitas layanan perawatan penyakit tersebut di kalangan pelajar.

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan, kejadian serupa tak hanya terjadi di Tangsel melainkan di kota-kota besar lainnya.

"Tangsel ini kan kota persimpangan juga, orang banyak keluar masuk Tangsel. Saya harap, dinas kesehatan dan dinas pendidikan gencar sosialisasi ke sekolah-sekolah, guna menghindari seks bebas dan narkotika," ujar Saga seperti dikutip dari tribunnews.com, Senin 12 Desember 2022.

Menurut Saga, kenaikan kasus ini kerap terjadi setiap menjelang akhir tahun di Indonesia.

Lebih lanjut, pihaknya juga meminta antiretroviral yang khusus untuk penyakit berbahaya tersebut, dipersiapkan dan ditingkatkan di Tangsel.

Melansir dari halodoc, selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap pengobatan. 

Masyarakat pun diimbau untuk terus menghindari seks bebas dan narkotika, dan meminta peran orang tua dalam mengawasi anak-anaknya.

Sementara itu di sisi lain, pihak Pemkot Tangsel juga akan tetap gencar melakukan razia ke tempat-tempat yang dicurigai.

"Satpol PP memang telah sering razia. Namun untuk kasus ini memang diperlukan peran bersama, kesadaran mereka yang melakukan ini untuk segera menghentikannya, karena ini berbahaya dan belum ada obatnya," pungkas Pilar.