TangerangNews.com

Siapa Imaduddin Utsman Al-Bantani Sosok Ulama yang Tantang Bahar bin Smith Tes DNA? Ternyata Asal Tangerang

Fahrul Dwi Putra | Sabtu, 22 April 2023 | 15:15 | Dibaca : 48110


Tokoh agama (ulama) Banten, K.H. Imaduddin Utsman. (Istimewa / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Belakangan ini media sosial tengah diramaikan dengan pernyataan kontroversial dari ulama bernama KH Imaduddin Utsman Al-Bantani.

Pasalnya, Imaduddin meragukan status para Habaib yang ada di Indonesia lantaran menurutnya tidak ada bukti ilmiah yang memperkuat silsilah keturunannya.

“Apakah di Indonesia ada cucu Nabi? Di dunia ada cucu Nabi, tapi di Indonesia ini belum ada yang terbukti secara ilmiah bahwa dia adalah cucu dari Baginda Nabi Besar Muhammad SAW," ujarnya seperti dikutip dari populis.id, Sabtu 22 April 2023.

Pernyataan itu sontak mengundang kemarahan dari salah satu ulama dengan gelar Habib, yakni Bahar bin Smith.

Menanggapi hal itu, Imaduddin mempersilahkan para Habib yang tidak terima dapat membuktikannya sendiri dengan melakukan tes DNA.

“Maka siapa saja yang mengaku sebagai cucu Baginda Nabi, ingin dipercaya, silakan adakan tes DNA dan kita akan percaya kalau DNA-nya sesuai dengan orang Arab,” katanya.

Lalu siapa sosok kontroversial yang meragukan status Habib di Indonesia ini? Sejumlah sumber menyebutkan Imaduddin Utsman Al-Bantani merupakan ulama yang aktif menelurkan karya tulis.

Imaduddin Utsman Al-Bantani lahir di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Minggu 15 Agustus 1976. Ia merupakan sosok pengasuh sekaligus pendiri dari Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang.

Dalam karya tulisnya yang berbahasa Arab, ia menuliskan nama “Imaduddin al-Bantani”. Sedangkan, karya tulis berbahasa Indonesia dengan nama “Imaduddin Utsman” atau “Imaduddin Utsman al-Bantani” dilansir dari deepublishstore.com.

Nama Utsman diambil dari nama kakek ibunya yang merupakan bagian Bani Utsman di Kresek, Kabupaten Tangerang. Al-Bantani ialah nama yang menunjukkan asal daerahnya, Provinsi Banten.

Imaduddin Utsman Al-Bantani menempuh pendidikan formalnya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kresek III, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kresek dan Madrasah Aliyah (MA) Ashhabul Maimanah di Tirtayasa.

Imaduddin memperoleh gelar Sarjana Agama setelah menyelesaikan studinya di IAIN Banten, lalu ia berhasil mendapat gelar Magister Agama usai menuntaskan pendidikannya di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

Ulama asal Tangerang ini menempuh pendidikan Agama Islam melalui berbagai macam pondok pesantren yang ia jajaki di antaranya Pondok Pesantren Cidahu Pandeglang, Pondok Pesantren Daar al Falah, Rengas Dengklok Karawang, Pondok Pesantren al-Wardayani di Sukabumi, Pondok Pesantren Pertapan di Binuang Serang, Pondok Pesantren Gaga di Kronjo, Pondok Pesantren Buni Ayu di Balaraja, Ruwaq al-Azhar di Iskandaria, Mesir.

Imaduddin Utsman Al-Bantani dikenal aktif terlibat dalam kepengurusan Nadhlatul Ulama, diketahui pada 2006 hingga 2011 ia dipercaya menjadi Ketua Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Kresek. Pada 2018 ia didapuk untuk menjabat sebagai Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Banten.

Mulai 2020 hingga saat ini, Imaduddin tengah menjabat sebagai Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten sekaligus penasihat Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Provinsi Banten dan Rijalul Anshor Kabupaten Tangerang.

Beberapa karya tulisnya di antaranya Kitab al-Ta’aruf fi Muqaddimat ilm al-Tasawwuf (Bahasa Arab: Ilmu Tasawuf); al-Nail al-Kamil fi Syarh Matn al-Awamil (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu); al-Qawl al-Mufid fi Hukmi al-Mukabbir al-Shaut fi al-Masajid (Bahasa Arab: Fikih Tentang Hukum Speaker); Al-Qawl al-Labib fi Hukm al-Talaqqub bi al-Habib (Bahasa Arab: Fikih Tentang Hukum Bergelar Habib); Tuhfat al Nadzirin (Bahasa Jawa tulisan pegon: Ilmu Mantiq); Fath al-Gafur fi Abyat al Buhur (Bahasa Arab: Wazan syair arab); Ilmu Waris Terjemah Matan al-Rahbiyah (Bahasa Indonesia: Ilmu Waris); Sejarah Pendiri Tangerang; Raden Aria Wangsakara (Bahasa Indonesia: Sejarah); Dari Banten Ku Sebut Namamu (Bahasa Indonesia: Novel).