TangerangNews.com

Peringatan BMKG: Banten Bakal Hadapi Musim Kemarau hingga Kekeringan 

Fahrul Dwi Putra | Selasa, 30 Mei 2023 | 17:42 | Dibaca : 602


Ilustrasi Musim Kemarau. (Istimewa / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan khususnya di wilayah Provinsi Banten bakal menghadapi musim kemarau yang lebih kering di tahun ini.

Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II Hartanto menjelaskan, kemarau yang lebih kering itu disebabkan oleh kombinasi fenomena El Nino dan anomali suhu muka laut di Samudera Hindia bagian barat dan timur (IOD/Indian Ocean Dipole).

BMKG memprediksi akan terjadi pada semester II sehingga curah hujan di beberapa wilayah Indonesia berkurang, terutama di sebagian wilayah Banten akan lebih kering dalam tiga dekade terakhir.

"Berdasarkan monitoring awal musim kemarau Dasarian II bulan Mei ini, Provinsi Banten bagian utara sudah memasuki musim kemarau. Daerah yang dimaksud yakni Kota Cilegon, Kabupaten Serang bagian utara, Kota Serang bagian utara, Kota Tangerang bagian selatan, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang bagian tenggara, Kabupaten Tangerang bagian utara, dan Kota Tangerang bagian utara” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 30 Mei 2023.

Labih lanjut, Hartanto mengungkap masih ada kemungkinan turun hujan dalam skala harian maupun mingguan baki di wilayah yang sudah atau belum memasuki musim kemarau dalam masa transisi.

Hartanto menyebut, hujan ini dipengaruhi oleh aktifnya variabilitas iklim sub-musiman berupa penjalaran gelombang tropis ekuatorial. Tak hanya itu, pun disebabkan oleh suhu permukaan laut sekitar yang masih hangat dan ketersediaan uap air di atmosfer masih cukup.

Adapun untuk kondisi hujan bulanan pada pada periode bulan Juni hingga Oktober untuk wilayah Banten diprakirakan berada pada kategori rendah, yakni 0 hingga 100 mm per bulan.

Periode puncak musim kemarau, kata Hartanto, diprediksi bakal terjadi pada Agustus 2023 dengan peluang kejadian curah hujan di bawah normal atau kategori lebih kering dari biasanya. 

Untuk itu, Hartanto mengimbau agar masyarakat waspada terhadap potensi kekeringan di wilayah Banten.

"Masyarakat harus waspada musim kemarau yang lebih kering dibandingkan musim kemarau dalam tiga dekade terakhir atau sejak 1990-an," imbuhnya.

Lanjutnya, Pemerintah Daerah (Pemda) perlu turut andil dalam upaya antisipasi guna mengurangi risiko bencana kekeringan, seperti kekurangan air bersih dan gagal panen yang dapat memicu terganggunya ketahanan pangan.

Salah satu upaya pencegahan untuk daerah yang rawan kekurangan air bersih ialah dengan menyimpan air pada masa transisi musim hujan ke musim kemarau menggunakan danau, waduk, embung kolom retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya.

Meski begitu, Hartanto meminta masyarakat tidak perlu panik menghadapi potensi kemarau dan selalu mengikuti perkembangan informasi.

"Masyarakat tidak perlu panik dengan isu El Nino, namun tetap mengikuti perkembangan informasi iklim dari BMKG," pungkasnya.