TangerangNews.com

Atasi Polusi Udara Pakai Hujan Buatan? Ini Dampak dan Manfaatnya

Fahrul Dwi Putra | Kamis, 24 Agustus 2023 | 03:49 | Dibaca : 478


Ilustrasi hujan lebat. (@TangerangNews / iNews)


TANGERANGNEWS.com- Kondisi polusi udara yang melanda sejumlah wilayah khususnya di Jabodetabek masih menjadi perhatian publik, termasuk Tangerang.

Terkait penanganan polusi udara, Penjabat (PJ) Gubernur Banten telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menggunakan hujan buatan.

"Kita sudah sampaikan kepada pemerintah pusat untuk dilakukan hujan buatan di beberapa wilayah Provinsi Banten kaitan polusi udara dan kemarau," ujarnya saat menghadiri upacara Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) Ke-78 di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, dikutip dari antaranews.com, Selasa, 22 Agustus 2023.

Seperti diketahui, hujan merupakan salah satu fenomena alam yang sering kita alami. Namun, perkembangan teknologi saat ini memungkinkan manusia untuk menciptakan hujan menggunakan berbagai teknik untuk mempengaruhi cuaca dan menciptakan hujan sesuai kebutuhan.

Lalu, proses terjadinya hujan buatan, manfaatnya, serta dampak negatif yang mungkin timbul? Berikut penjelasannya dilansir dari kanal YouTube Mata S, Kamis 24 Agustus 2023.

Proses Terjadinya Hujan Buatan

Hujan buatan melibatkan penggunaan bahan kimia khusus untuk mempengaruhi pembentukan awan. Salah satu bahan kimia yang digunakan adalah argentium iodida atau perak iodida. 

Bahan ini ditaburkan ke lapisan awan, khususnya pada awan jenis kumulus yang masih aktif. Penaburan bahan kimia ini biasanya dilakukan pada ketinggian antara 1.219 hingga 2.134 meter. 

Faktor-faktor seperti arah dan kecepatan angin juga harus dipertimbangkan, karena angin akan membawa awan ke wilayah tempat hujan buatan diinginkan.

Selain argentium iodida, zat hidroskopis seperti garam (NaCl), klorida kalsium (CaCl2), dan urea juga ditaburkan ke awan. 

Ini bertujuan untuk menggabungkan butiran-butiran air di awan, membantu awan berkondensasi, dan mempercepat proses terjadinya hujan.

Proses hujan buatan ini memerlukan waktu yang terkoordinasi dengan baik. Penaburan bahan kimia dimulai pada pagi hari sekitar pukul 7, saat proses pembentukan awan alami sedang berlangsung. 

Beberapa jam setelahnya, bubuk urea ditaburkan untuk membantu pembentukan awan hujan. Bahan kimia ini kadang-kadang disuntikkan dalam bentuk larutan dengan komposisi air, urea, dan amonium nitrat pada pukul 12 siang.

Manfaat dan Dampak Hujan Buatan

Hujan buatan memiliki manfaat yang signifikan, terutama di wilayah yang mengalami musim kemarau atau kekeringan. Manfaatnya meliputi:

  1. Mengatasi Kekeringan: Hujan buatan dapat mengatasi kekurangan air di wilayah yang mengalami kekeringan, membantu pertanian, irigasi, dan penyediaan air bersih.
  2. Pemadam Kebakaran: Hujan buatan dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan yang luas dan sulit dijangkau oleh alat pemadam kebakaran konvensional.
  3. Pembangkit Listrik: Hujan buatan dapat meningkatkan pasokan air untuk pembangkit listrik tenaga air.

Meskipun memiliki manfaat, hujan buatan juga dapat menimbulkan dampak negatif, termasuk:

  1. Hujan Asam: Penggunaan bahan kimia dalam hujan buatan dapat meningkatkan risiko hujan asam, yang dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk pada makhluk hidup.
  2. Banjir: Jika hujan buatan tidak diatur dengan baik, dapat menyebabkan banjir karena curah hujan yang berlebihan.
  3. Perubahan Siklus Hidrologi: Hujan buatan dapat mengubah siklus hidrologi alami, yang dapat berdampak pada pasokan air tanah selama musim kemarau.
  4. Kerugian Materi: Proses hujan buatan memerlukan biaya yang signifikan, dan jika hujan tidak sesuai dengan target, kerugian materi dapat terjadi.

Dengan berbagai manfaat dan dampak negatifnya, hujan buatan tetap menjadi topik kontroversial dalam pengendalian cuaca. Perlu perhatian ekstra dalam penggunaannya untuk meminimalkan dampak negatifnya pada lingkungan dan masyarakat sekitarnya.