TangerangNews.com
Atut Targetkan Tingkat Kelulusan Meningkat
| Senin, 18 April 2011 | 16:18 | Dibaca : 17721
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah (tangerangnews / dira)
TANGERANG-Gubernur Provinsi Banten, Ratu Atut Chosiyah, yakin tingkat kelulusan pelajar SMA/SMK/MA di wilayah Provinsi Banten meningkat pada Ujian Nasional (UN) kali ini, yakni dari 98,07 persen menjadi 100 persen.
"Melihat dari persiapan yang ada, saya rasa mungkin saja tingkat kelulusan ini mencapai 100 persen," ujar Atut saat memantau pelaksanaan UN di SMAN 2, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Senin (18/04/2011).
Untuk nilai rata-rata, Atut juga berharap ada peningkatan yang signifikan, dari 7,5 menjadi di atas angka itu. "Saya ingin kualitas pelajar di Provinsi Banten secara keseluruhan meningkat, karena itu kualitas guru, sarana, dan prasarana sekolah harus ditingkatkan terus," ucapnya.
Untuk UN SMA/SMK/MA se-Provinsi Banten kali ini diikuti oleh 99.905 orang siswa/siswi. "Bagi pelajar berprestasi, kami sediakan beasiswa melalui program Bagus (Bantuan Gubernur untuk Siswa)," tandasnya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Hidayat Djohari, yang memantau UN di SMAN 2, Setu, Tangsel, meminta kepada para pengawas UN baik pengawas silang maupun independen untuk menjaga prilaku dan penampilan agar tidak menimbulkan rasa takut bagi siswa.
"Mereka tidak boleh membuat grogi siswa, kalau perlu yang berkumis, dicukur dulu, supaya tidak menimbulkan rasa seram," ucapnya.
Kepada oknum guru dan pengawas yang membuat kebocoran soal, kata Hidayat, pihaknya tidak segan-segan untuk memberi sanksi. "Sanksinya apa, sudah ada SOP-nya (standar operating procedure)," tandasnya.
Yayan Sofian, Koordinator Pengawas Independen UN Tangsel, menyatakan bahwa semua pengawas independen yang berjumlah 121 orang, tidak boleh mondar-mandir di kelas. Karena hal itu bisa mengganggu konsentrasi siswa.
Yayan optimis dengan pengawasan yang ketat seperti sekarang, kualitas kelulusan siswa SMA/SMK/MA di Tangsel, bisa meningkat.
"Kami sangat berkepentingan untuk menjaga UN ini, sebab kami akan menerima para lulusan itu. Jika yang lulus kualitasnya buruk, maka mahasiswa yang kami terima juga buruk," ucapnya yang sehari-hari menjadi dosen di UIN Ciputat. (DRA)