TANGERANGNEWS.com-ALVAboard, perusahaan pembuat smart packaging ramah lingkungan asal kabupaten Tangerang, berkolaborasi dengan Fairatmos untuk melakukan carbon offset.
CEO PT Alpha Gemilang Makmur Alden Lukman mengatakan berkat kemitraan ini, produk-produk kemasan ALVAboard dibuat dari daur ulang plastik yang dibuat berdasarkan prinsip sustainable product dan prinsip ekonomi sirkular.
Penerapan ekonomi sirkular di dunia industri menjadi salah satu cara untuk memerangi masalah lingkungan yang selama ini jadi polemik.
"Dalam dunia industri, proses daur ulang kemasan dengan bantuan teknologi ini sering disebut smart packaging. Di Indonesia sendiri, smart packaging sudah memiliki banyak model," katanya, Jumat 27 Oktober 2023.
Di sisi lain, tren kemasan ramah lingkungan menjadi salah satu suatu gerakan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah kemasan terhadap lingkungan.
Meski begitu, untuk hal ini berbeda dengan kemasan daur ulang lainnya yang membutuhkan tahapan yang panjang. Proses recycle kardus ALVAboard berlangsung lebih singkat.
"Tekad ALVAboard ini dilakukan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif dari kemasan konvensional terhadap lingkungan, yang kini telah menjadi perhatian besar di seluruh dunia," tambah Alden.
Perusahaan yang berada di Kawasan Industri Jatake Kabupaten Tangerang ini, mendistribusikan produknya dengan berfokus pada kemasan inovatif dari lembaran plastik polypropylene (PP.
Bahan plastik tersebut dapat mengurai dalam 20-30 tahun, atau lebih cepat dari banyak bahan plastik lainnya yang bisa mencapai ratusan tahun.
Menurut Alden, sesuai data yang dipaparkan Kemenperin, pengumpulan sampah plastik yang ada saat ini, baru sekitar 20 persen yang bisa dipergunakan sebagai bahan baku plastik.
Untuk itu, salah satu pendekatan pengelolaan sampah nasional adalah pendekatan circular economy (ekonomi sirkular).
"Di sinilah ALVAboard berinovasi untuk mencapai inovasi produk sustainable packaging kemasan ramah lingkungan untuk mendukung roda perputaran circular economy," ungkapnya.
Sebagai perbandingan, plastik yang tidak didaur ulang setara dengan 3,8 persen emisi gas rumah kaca global, yang menjadikannya salah satu pencemar lingkungan terbesar di dunia.
"Inilah mengapa daur ulang sangat penting. Kertas dan kardus juga bukan tanpa kekurangan. Keduanya memakan sejumlah besar energi untuk sumber dan produksinya," jelasnya.
Jejak karbon global keduanya relatif rendah hanya sekitar satu persen karena sumber energi terbarukan seperti biogas, biomassa, dan pembangkit listrik tenaga air.
"Tetapi plastik dibuat dengan proses yang jauh lebih efisien, membutuhkan energi 40 persen lebih sedikit," papar Alden.