TangerangNews.com

Potret Buram Peran Ayah dalam Sistem Biang Masalah

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 15 Desember 2023 | 21:22 | Dibaca : 407


Fajrina Laeli, S.M., Aktivis Muslimah. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


Oleh: Fajrina Laeli, S.M., Aktivis Muslimah 

 

TANGERANGNEWS.com-Di luar nalar, satu kata yang dapat menggambarkan berita yang baru-baru ini terjadi. Ya, berita seorang ayah yang mencabuli anak kandung sendiri adalah perbuatan di luar nalar yang santer diberitakan oleh media sosial.

Dikutip dari detiknews.com, 01/12/2023, seorang remaja berinisial FN (17) dari Pondok Aren, Tangerang diduga diperkosa bertahun-tahun dan dihamili oleh ayah kandungnya, MN (53). Ia mengalami trauma berat karena kejadian ini ia alami sedari kecil selama bertahun-tahun lamanya. 

Pelaku diduga memperkosa korban sebanyak 18 kali di rumahnya. Sang ibu menuturkan, suaminya akan memukuli FN apabila permintannya ditolak. Hinga hari ini korban dikabarkan telah melahirkan bayi hasil perbuatan bejat sang Ayah.

Pelaku pun telah ditangkap oleh Polres Tangerang atas perbuatan tidak pantasnya tersebut. Peristiwa ini terungkap setelah korban menceritakan kehamilannya yang berusia empat bulan kepada guru bimbingan konseling (BK) di sekolahnya.

Bukan hanya terjadi di Tangerang Selatan, mirisnya kasus serupa juga terjadi di Malang. Seorang ayah kandung 47 tahun tega mencabuli anaknya sendiri yang berusia 23 tahun. Aksi cabul tersangka diketahui dilakukan selama sekitar setahun. (detikjatim.com, 5/12/2023).

Sebelumnya, sebuah kasus yang sama juga telah terjadi di Palembang, Sumatra Selatan, seorang ayah berumur 48 tahun dengan tega mencabuli anak kandungnya sendiri yang masih berusia 8 tahun. Aksinya ini dilakukan akibat dari kebiasannya menonton film porno. (Kompas.com, 2/11/2023).

Maraknya kejahatan seksual yang terjadi di tengah keluarga, membuat publik mengelus dada.

Nyata bahwa orang terdekat, bahkan keluarga sekalipun tak luput menjadi pelaku kejahatan, seperti ayah kandung yang tega memperkosa anaknya hingga hamil.

Akal sehat tak lagi dipakai, nalar tak lagi berjalan. Membaca beritanya saja sudah cukup membuat kita menggertakan gigi akan perbuatannya. Perbuatan yang dikendalikan oleh hawa nafsu belaka, bahkan lebih hina dari seekor hewan seperti ini mirisnya terus berulang kali terjadi.

Melampiaskan nafsu tak tahu arah adalah karakter khas manusia di sistem hari ini. Perilaku yang lahir dari sistem tak beradab pelopor kekacauan jelas nyata terlihat dan mudah sekali ditemukan.

Fakta berbicara bagaimana manusia hari ini terlihat lebih menakutkan, bengis, dan tak berempati. Seorang ayah yang seharusnya menjadi tempat berlindung bagi anak perempuannya, justru menjadi sumber ketakutan dan trauma.

Maka wajar, jika generasi pemuda hari ini terbentuk dan diwarisi oleh sifat lemah dan mudah depresi. Ditekan lingkungan, dipukul oleh keadaan. Namun, disisi lain tak heran juga muncul sifat kejam dan bengis dalam jiwa remaja sebagai buah ajaran kapitalisme atas perilaku manusia.

Rasa aman bagi anak telah direnggut, seorang ayah tak lagi dapat menjadi sandaran dan cinta pertama. Tak ada lagi rumah nyaman yang dapat ditinggali. Sosok ayah yang seharusnya hangat dan menyayangi kini menjadi sosok menakutkan.

Dari banyaknya kejadian serupa pun negara tak pernah ambil peran atas hal ini. Negara tak turut andil untuk mendidik rakyat dan menghukum secara tegas. Tak menciptakan dunia yang aman bagi rakyatnya. Sebuah gambaran keluarga harmonis jelas jauh tak tergapai. Hanya angan dan fiktif karena tolok ukur kebahagian hari ini bukan lagi rida dari Allah Swt.

Negara nyata gagal melahirkan sosok ayah yang layak bagi seorang anak. Peran ayah lambat laun buram terkikis jaman. Pembentukan karakter bagi laki-laki sebagai pelindung wanita terbukti gagal digaungkan. Di sisi lain, negara juga tak memiliki solusi atas beragam masalah ini. Beranggapan bahwa ini bukanlah masalah yang harus diselesaikan oleh negara, melainkan ranah keluarga. 

Sosok ayah dalam Islam sendiri adalah menjadi pemimpin keluarga yang memiliki peran inti dan penting untuk mengarahkan akan dibawa ke mana keluarganya nanti. Seorang ayah adalah wali dalam keluarganya. Menjadi seorang imam yang bertanggung jawab penuh terhadap istri dan anaknya.

Dalam Islam juga ditegaskan bahwa ayah adalah qawwam bagi keluarga, yang menjadi penjaga dan pelindung dari segala gangguan. Ayah juga adalah rabb dalam keluarga, yakni pemberi rizki dan pemelihara dari segala kebutuhan.

Dalam sistem Islam negara akan menegaskan peran-peran penting seorang ayah serta menanamkan dalam benak bagaimana seharusnya menjadi sosok ayah yang layak. Negara tidak hanya sibuk memikirkan bangku kekuasaan, tetapi juga mengambil tindakan atas terbentuknya generasi pemimpin dengan kepribadian islami.

Maka dapat dipastikan, sistem mana yang mampu membentuk karakter seorang ayah yang layak bagi keluarganya. Membentuk karakter pemimpin baik bagi keluarga maupun bagi masyarakat dan negara. Sistem sahih yang memberikan solusi terbaik dan menuntaskan masalah dari akar tanpa menumbuhkan tunas masalah lainnya. Wallahualam bissawab.