TangerangNews.com

Muslim, Say “No” to New Year's Eve, OK!!

Rangga Agung Zuliansyah | Senin, 25 Desember 2023 | 11:00 | Dibaca : 1118


Ummu Ainyssa, Aktivis Dakwah. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


Oleh: Ummu Ainyssa, Aktivis Dakwah.

 

TANGERANGNEWS.com-Hai Guys, saat ini kita telah memasuki bulan Desember nih. Wah, ini artinya kita sudah memasuki penghujung tahun ya Guys, dan tahun baru 2024 sudah di depan mata nih. Tentu semua sudah pada tahu ya Guys, bahwa setiap pergantian tahun pasti menjadi momen yang disambut meriah oleh seluruh dunia, tidak terkecuali di negeri kita nih. Nah, kalau kalian termasuk muslim yang ikut merayakan dengan pesta pora atau berdiam di rumah nih, Guys? 

By the way, bagi kalian nih yang ikut merayakan, sudah tahu belum sejarah awal mula dari perayaan New Year's Eve atau malam tahun baru itu sendiri? Jangan sampai kalian hanya ikut-ikutan tanpa tahu apa yang kalian ikuti ya, Guys. Sebab Allah Swt. di dalam surah Al-Isra ayat 36 telah melarang kaum muslimin untuk berbuat sesuatu yang tidak diketahui ilmunya. 

 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا 

“Janganlah (kamu) mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggungjawabaannya".

Nah, makanya nih Guys, sebelum kita latah ikut perayaan New Years Eve, sebaiknya kita cari tahu dulu ya, perayaan semacam ini Allah ridai dan Rasulullah ajarkan atau tidak? Jangan sampai kita hanya ikut-ikutan karena melihat kemeriahannya saja ya.

Jadi nih, Guys, seperti dikutip dari id.m.wikipedia.org, perayaan tahun baru Masehi yang diperingati pada tanggal 1 Januari pertama kali dilakukan pada masa kekuasaan Kaisar Romawi, Julius Caesar, pada tahun 46 SM. Sebelumnya penanggalan Romawi telah dibuat oleh Romulus pada abad ke-8. Nah, Julius Caesar ini mengganti dan mendesain kalender baru itu berdasarkan resolusi matahari. Kala itu ia dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi yang berasal dari Iskandariyah, Mesir. Selanjutnya, 1 Januari resmi ditetapkan sebagai hari pertama, satu tahunnya terdiri atas 365 seperempat hari.

Selanjutnya penanggalan ini dikenal dengan nama kalender Julian yang diambil dari nama Julius Caesar. Tatkala kalender Julian pertama kali diterapkan, belum memasuki tahun Masehi, sebab tahun Masehi baru dihitung sejak kelahiran Isa Al-Masih dari Nazaret, dan mulai diadopsi di Eropa Barat pada sekitar abad ke-8.

Nah, kemudian Kalender Julian ini dimodifikasi sedemikian rupa menjadi kalender Gregorian, yang dicetuskan oleh Dr. Aloysius Lilius dan disetujui oleh pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, Paus Gregory XIII pada 1582. Sistem kalender Gregorius inilah yang kemudian ditetapkan oleh negara-negara di seluruh dunia yang setiap malam 1 Januari dilakukan perayaan pergantian tahun yang semakin meriah di seluruh belahan dunia. 

Sedangkan nama Januari itu sendiri diambil dari nama salah satu dewa dalam mitologi Romawi, yaitu Dewa Janus. Menurut ceritanya nih, Sob, dewa ini memiliki dua wajah yang menghadap ke depan dan ke belakang. Oleh masyarakat Romawi, dewa ini diyakini sebagai dewa permulaan sekaligus dewa penjaga pintu masuk gerbang Olympus. Untuk menghormati Dewa Janus, masyarakat Romawi pun mengadakan perayaan setiap tanggal 31 Desember tengah malam untuk menyambut 1 Januari.

Bentuk perayaannya di Barat pun bermacam-macam Guys, ada yang berupa ibadah seperti layanan ibadah di gereja (church servives), ada pula aktivitas nonibadah, seperti karnaval atau parade, menikmati berbagai hiburan (entertaintment), berolahraga seperti hockey es dan American football (rugby), menikmati makanan tradisional, berkumpul dengan keluarga (family time), dan lain-lain. (www.en.wikipedia.org).

Tidak jauh berbeda di tanah air, perayaan malam tahun baru pun tak kalah meriahnya. Banyak nih yang mewarnai malam pergantian tahun dengan berpesta pora membakar kembang api, meniup terompet, berkumpul dengan keluarga maupun saudara sambil bakar-bakar dan makan-makan. Bahkan parahnya lagi generasi muda menghabiskan malam dengan ikhtilat (berdua-duaan) dengan nonmahram, pesta miras, hingga berzina. Astagfirullah, nau'dzubillah ya Guys… 

Nah, setelah melihat fenomena tersebut, maka sudah jelas bahwa perayaan malam tahun baru yang demikian bukanlah bagian dari ajaran Islam ya, Guys. Sebab, Islam tidak akan mengajarkan aktivitas penuh maksiat semacam itu. Maka, sebagai seorang muslim kita pun tidak boleh ikutan latah hanya karena biar dianggap mengikuti tren saja ya.

Apalagi nih, baginda Rasulullah saw. pun telah mengharamkan kaum muslimin menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bi al-kuffar) sebagaimana dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, 

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka".

Seperti tertulis dalam Fathul Bari, 10/271 dan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan sanad hadits ini hasan. 

Hadis ini telah mengharamkan kaum muslim menyerupai kaum kafir dalam hal apa saja yang menjadi ciri khas kekafiran mereka baik dalam aqidah atau ibadah mereka, pakaian khas mereka, hari rayanya, dan lain-lain. 

Lantas nih, sebagai seorang muslim, apa ya Guys yang mesti kita lakukan di malam pergantian tahun nanti? 

Di dalam Islam, malam pergantian tahun bukanlah malam yang istimewa, alias biasa saja seperti malam-malam yang lainnya dan tak perlu dimeriahkan. Justru dengan bergantinya tahun ini, mestinya kita jadikan sebagai waktu untuk muhasabah. Seiring bergantinya hari, bulan, dan tahun seharusnya kita menyadari bahwa usia kita di dunia makin bertambah. Nah itu artinya jatah usia kita di hadapan Allah Swt. semakin berkurang ya, Guys. Jangan sampai kita menghabiskan sisa usia kita hanya untuk hal-hal yang unfaedah tadi. 

Makanya nih, sudah seharusnya malam-malam ini kita gunakan untuk bermuhasabah dan merenungi dosa-dosa kita. Sudah berapa lama kita hidup di dunia ini? Sudah berapa lama kita gunakan usia kita untuk kebaikan? Sudah berapa lama kita mempelajari dan mengamalkan Islam di usia kita saat ini? Sudah berapa banyak maksiat yang kita perbuat? Sudahkan kita meminta maaf terhadap orang-orang yang telah kita sakiti selama ini?

Nah, semestinya malam-malam seperti ini kita gunakan untuk memperbanyak zikir dan istighfar, mengaji, mohon ampunan atas dosa-dosa kita, dan perbanyak tadarus Al-Qur'an. Niatkan dengan tulus, jika Allah Swt. masih menyehatkan kita, maka targetkan agar kita bisa lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Kita tidak akan pernah tahu seperti apa kondisi kita saat Allah memanggil kita untuk kembali pada-Nya. Jangan sampai ya, Guys, saat panggilan itu tiba, kita sedang dalam keadaan bermaksiat dan berpesta pora menyambut tahun yang tidak pernah diajarkan oleh junjungan kita Rasulullah saw.

Bukankah Allah Swt. telah menerangkan di dalam firman-Nya surah Ali-Imran ayat 31 bahwa barangsiapa mencintai Allah, hendaklah mengikuti apa yang diajarkan oleh baginda Rasulullah saw.

 

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Nah, makanya nih Guys, haram hukumnya bagi kita kaum muslim mengikuti perayaan tahun baru Masehi. Misalnya ikut berpesta pora kembang api, meniup terompet, memberi ucapan selamat tahun baru, makan-makan yang semuanya dalam rangka menunggu detik-detik pergantian tahun. Sebab semua aktivitas ini termasuk tasyabbuh bi al kuffaar.

Saatnya kita jadi muslim yang semakin taat lagi ya, Guys. Say ‘No’ to new years eve. Bukankah keinginan terbesar kaum muslim adalah dirindu surga?. Surga yang hanya bisa diraih oleh hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.