TangerangNews.com

Kebocoran Gas Amonia di Pabrik Es Tangerang, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Fahrul Dwi Putra | Selasa, 6 Februari 2024 | 08:58 | Dibaca : 5123


Korban kebocoran gas pabrik es di Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Selasa 6 Februari 2024. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com- Peristiwa kebocoran gas terjadi di pabrik es yang berlokasi di Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Selasa, 6 Februari 2024, sekira pukul 03.00 dini hari.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengatakan, kebocoran gas jenis amonia itu menyebar ke sekitar pemukiman warga.

"Saat ini, ada kurang lebih 27 warga yang dirawat di rumah sakit di sekitar lokasi," ujar Zain kepada wartawan.

Lebih lanjut, Zain menuturkan pihak kepolisian telah melakukan lokalisir agar mencegah warga mendatangi lokasi tempat kejadian perkara (TKP).

"Karena memang gas amonia ini cukup menyengat baunya dan memang ini bahaya untuk masyarakat di sekitar," imbuh Zain.

Hingga tulisan ini dibuat, belum diketahui penyebab pasti kebocoran gas amonia di pabrik es tersebut, sementara pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Lalu, apa dampak dan bahaya dari gas amonia bagi kesehatan? Berikut penjelasannya.

Melansir dari lab.id, amonia merupakan senyawa kimia dengan formula NH3, umumnya berwujud gas yang memiliki aroma tajam.

Senyawa NH3 kerap digunakan dalam obat-obatan, pupuk urea (CO(NH2)2 dan ZA ((NH4) 2SO4), serta dalam pembuatan amonium klorida (NH4Cl) untuk baterai, asam nitrat (HNO3), dan zat pendingin. 

Amonia juga digunakan dalam produksi bahan peledak, kertas pelastik, detergen, dan sebagai pembersih alat rumah tangga ketika larut dalam air.

Paparan amonia dapat menimbulkan risiko kesehatan, terutama jika terhirup dalam jumlah besar. Sebab, Gas ini memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan udara, memudahkan untuk menguap dan terhirup ke dalam saluran pernapasan. 

Dilansir dari hellosehat.com, bahaya termasuk batuk-batuk, rasa terbakar pada hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan, serta dapat menyebabkan edema paru dan gagal napas jika terpapar secara terus menerus.

Selain itu, paparan amonia dapat berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit atau mata. Dosis rendah dapat menyebabkan iritasi seperti mata merah atau ruam kulit, sementara dosis tinggi, seperti yang terdapat dalam cairan pembersih industri, dapat menyebabkan luka bakar dan cedera permanen, bahkan dapat menyebabkan radang dingin (frostbite) pada kontak dengan amonia cair.

Jika amonia tertelan, gejala umumnya meliputi mual, muntah, dan sakit perut. Paparan cairan amonia dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan parah pada mulut, tenggorokan, dan lambung, meninggalkan kecacatan permanen. 

Meskipun paparan amonia dalam konsentrasi rendah dan durasi singkat biasanya tidak menimbulkan gejala berbahaya, paparan berlebihan dapat menghambat pemrosesan senyawa ini oleh hati, meningkatkan risiko kerusakan otak, dengan gejala seperti kejang, peningkatan detak jantung, hingga koma.

Sebagai tambahan, Gas amonia dihasilkan melalui penguraian zat organik seperti tumbuhan, bangkai, dan kotoran hewan. Manusia juga dapat menghasilkan amonia melalui pemecahan protein, yang kemudian diproses menjadi urea dalam tubuh manusia, menjadi salah satu komponen utama urine yang memberikan bau khas.