TangerangNews.com

Sistem Kapitalis Pencetak Generasi Sadis nan Bengis

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 13 Februari 2024 | 16:04 | Dibaca : 255


Fajrina Laeli S.M, Aktivis Muslimah. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


Oleh: Fajrina Laeli S.M, Aktivis Muslimah

 

TANGERANGNEWS.com-Kabar mengejutkan datang dari wilayah Kalimantan Timur, Indonesia. Pasalnya seorang remaja yang masih duduk di kelas 3 SMK tega menghabisi nyawa satu keluarga dengan parang.

Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, menduga motif pembunuhan yang terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu ini karena persoalan asmara antar remaja dan dendam pelaku terhadap korban. Diketahui, pelaku dan korban saling bertetangga. (news.republika.co.id, 8/2/2024) 

Kejadian nekat ini berawal saat pelaku berpesta minuman keras dengan temannya, kemudian sekitar pukul 23.30 WITA, pelaku diantar pulang. Setelah pulang, pelaku justru mengambil senjata tajam berupa parang dan menuju rumah korban. Ia mematikan arus listrik rumah korban, dan selanjutnya pelaku menyerang ayah korban di dekat pintu, ibu korban yang terbangun pun ditebas dan berlanjut membunuh hingga ketiga anaknya.

Tidak puas dengan membunuh, hal keji lain juga tega dilakukan pelaku yaitu memperkosa jasad korban dan ibu korban. Ya, perbuatan itu ia lakukan saat kedua korban sudah meninggal dunia.

Setelah melakukan pemerkosaan terhadap jasad korban, pelaku juga mengambil ponsel dan uang sebesar Rp 363 ribu. Kemudian ia pulang ke rumah untuk berganti pakaian, merendam bajunya, mandi serta mencuci parang yang digunakan untuk membunuh.

Setelahnya ia melaporkan kepada RT setempat bahwa di rumah tetangganya telah terjadi pembunuhan, ia menerangkan sebagai saksi. Tetapi setelah dikonfrontir barulah pelaku akhirnya mengakui bahwa ialah yang membunuh.

Kasus ini merupakan salah satu dari sekian banyak potret buram pelajar di sistem Kapitalis, sistem   yang terbukti gagal menciptakan Pendidikan Indonesia untuk mewujudkan siswa didik yang berkepribadian baik. 

Alih-alih mencetak generasi berkarakter mulia, sistem hari ini justru melahirkan generasi muda yang berkarakter sadis yang gemar melakukan kekerasan. Pelajar tidak mampu bersikap selayaknya manusia dengan fitrah kasih dan sayangnya. Alhasil, sifat kejam tanpa empati hingga lepas kendali menjadi gambaran khas di sistem kapitalisme hari ini.

Padahal seharusnya generasi muda adalah tombak masa depan, dimana cita-cita negara ada dalam genggaman tangannya. Tetapi melihat fakta, sosok pemuda yang tergambar hari ini sangatlah jauh dari kata idealisnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa generasi muda hari ini gemar berpelukan dengan tindak kekerasan. Salah satunya adalah kegagalan sistem pendidikan untuk membentuk dan mencetak generasi yang berpola pikir cemerlang dan berakhlak mulia. Kurikulum pendidikan hari ini nyata mencetak generasi yang jauh dari aturan agama. Sehingga melahirkan generasi yang minim akhlak, nirempati, dan tega.

Disamping itu, lemahnya sistem hari ini dalam memberi sanksi juga menjadi masalah serius. Sanksi yang diberikan tidak membuat efek jera bagi pelaku sehingga sanksi tersebut tidak dapat mencegah individu lain melakukan kejahatan. Terbukti, kasus yang sama terus berulang terjadi.

Satu hal lain yang harus dicermati, bagaimana bisa pelaku yang masih dibawah umur berpesta minuman keras dengan temannya. Padahal dari sisi agama dan negara, minuman keras adalah hal yang dilarang. Tetapi memang tak dapat dipungkiri bahwasanya generasi muda hari ini erat bergandengan dengan hal buruk.

Tanpa minuman keras saja emosi pemuda masih labil dan meladak-ledak, bagaimana tersulut efek minuman keras. Sudah seringkali terjadi, aksi nekat kejahatan diawali dengan minuman keras. Nyata, minuman keras adalah hal yang berbahaya bagi manusia. Tetapi sayang, bukan hanya sistem pendidikan yang bermasalah. Negara juga tidak mampu menangani persoalan minuman keras ini dengan tuntas.

Dalam paradigma Islam, sistem pendidikan diarahkan untuk mencetak generasi yang beradab dan berakhlak mulia, berpikir dan berpola sikap islami, berintelektual tinggi dan fakih agama. Sehingga lahir generasi terbaik yang paham hakikatnya sebagai hamba, yang segala aspek hidupnya diatur oleh Sang Pencipta. Paham benar bahwa segala perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Sehingga ia akan berhati-hati dalam mengarungi kehidupan.

Ahlak generasi muda akan terjamin dengan akidah Islam yang menjadi asas dalam pendidikan. Tidak ada remaja yang sibuk dengan asmara, berpelukan dengan kekerasan, mabuk hingga terbuai pesta miras. 

Sebab khamr akan secara tegas dilarang bagi muslim dalam sistem Islam. Tindakan tegas akan diberlakukan bagi siapa saja yang melanggar aturan syarikah. Maka sudah pasti, tidak aka nada kejadian nekat yang berawal dari khamr sebagai penyebab.

Hukum yang diterapkan pun sesuai dengan aturan sang Pencipta, hukum ini bersifat zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus). Hukum yang paling efektif memberi rasa jera sekaligus sebagai penebus dosa.

Dari sinilah Islam datang sebagai solusi tuntas hingga ke akar terkait berbagai permasahan generasi muda. Sungguh, tidak ada aturan lain yang mampu mengendalikan manusia selain hukum buatan Allah Ta’ala. Wallahualam bisshawab.