TangerangNews.com

Program Makan Siang Gratis di Tangsel Diprediksi Bisa Serap 7 Ribu Tenaga Kerja

Rangga Agung Zuliansyah, Yanto | Kamis, 23 Mei 2024 | 19:24 | Dibaca : 398


Diskusi efektivitas program makan siang minum susu gratis oleh sejumlah mahasiswa di aula Kemenag Tangsel, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kamis 23 Mei 2024. (@TangerangNews / Yanto)


TANGERANGNEWS.com-Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Tridharma Perguruan Tinggi Mengabdi (TPT-M) menilai program makan siang minum susu gratis bagi anak sekolah yang diwacanakan pemerintah, tidak hanya bermanfaat bagi penerima tapi juga dapat menyerap banyak lapangan kerja.

Mereka pun melakukan perhitungan jika program tersebut diterapkan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Thariq Rifky, Mahasiswa Universitas Pembangunan Veteran Jakarta (UPNVJ) mengatakan bila dalam satu wilayah Kota Tangerang Selatan saja memiliki peserta didik 295.872 siswa berdasarkan data di bawah Kemendikbud, ditambah 43.909 siswa di bawah Kementerian Agama, maka kurang lebih terdapat 169 dapur umum yang akan tersedia.

Dengan asumsi satu dapur umum menyiapkan 2.000 penerima manfaat, dapat menyerap tenaga lokal sebagai juru masak dan asisten juru masak sekitar 45 pekerja. Maka, jika dikalikan 165 dapur umum, menjadi sekitar 7.605 pekerja.

"Berapa serapan tenaga kerja, jumlah limbah organik, anorganik dan minyak jelantah yang dihasilkan dan dapat dimanfaatkan kembali? Artinya ini akan menjadi nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi mikro bila dapat terjaga dengan tepat dan baik," katanya, dalam dialog di aula Kemenag Tangsel, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kamis 23 Mei 2024.

Mochammad Balda, Perwakilan Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menyampaikan pihaknya telah melangsungkan prototype program makan siang dan minum susu gratis tersebut.

Balda menjelaskan prototype dilaksanakan untuk upaya merasionalisasikan program yang dilakukan di MI Asy-Syifa Tangsel pada tanggal 1 sampai 3 April 2024, lalu.

"Dengan anggaran Rp15.000 per paket, TPT-M mencoba memaksimalkan cara kerja program makan siang minum susu dan melihat aspek-aspek lainnya yang terkena efek positif dalam proses berjalannya program ini," ujarnya.

Dalam pelaksanaanya TPT M turut menjadi bagian pada rantai pasok dari kebutuhan makan minum susu untuk anak sekolah.

Menurutnya, makan siang minum susu untuk anak sekolah bukan hanya tentang makan, tetapi dalam prosesnya adalah sebagai suatu kepastian terhadap orang tua, petani, peternak, pekebun dan nelayan.

Sebab, mereka memiliki peran sangat penting terhadap kebutuhan program ini sebagai rantai pasok.

"Selama 3 hari kami turut memperhatikan kebutuhan dapur umum, dengan ikut melakukan identifikasi harga dan membeli kebutuhan makan minum susu untuk anak sekolah di pasar dan UMKM," ungkap Balda.

Dalam prototype ini, pihaknya juga melakukan pemilahan limbah makan siang minum susu dari proses limbah dapur sisa makanan untuk di daur ulang, sehingga ini menjadi serapan nilai ekonomis.

"Program ini berpotensi terhadap pertumbuhan sumber daya dari hulu hingga ke hilir. Dalam hal ini adalah manfaat dari serapan yang diambil dari kebutuhan program makan minum susu untuk anak sekolah," pungkas Balda.

Diketahui Aliansi Mahasiswa Tridharma Perguruan Tinggi Mengabdi (TPT-M) terdiri dari kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Universitas Pamulang (UNPAM) dan Atmajaya.