TANGERANGNEWS.com-Memasuki musim kemarau yang diprediksi mulai pada bulan Juni hingga Agustus 2024, masyarakat meski waspada karena bakal terjadi peningkatan polisi udara.
Hal tersebut dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, terutam pada paru-paru.
Seperti yang diungkapkan Dr Astri Indah Prameswari, Sp.P, Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Eka Hospital BSD.
Menurutnya, saat memasuki musim kemarau, udara menjadi kering sehingga kuman, bakteri ataupun virus bisa terbang terbawa debu.
"Polusi itu banyak pengaruh atau pencetusnya. Bisa dari pabrik atau manufaktur, asap kendaraan, kebakaran hutan. Kemudian diperparah oleh musim, terutama kemarau, karena dia kering dan panas, sehingga kelembapan udara mempengaruhi polusi," ungkapnya, Jumat 28 Juni 2024.
Debu yang berterbangan dengan kuman saat musim kemarau akan rentan masuk ke dalam saluran pernapasan. Tak hanya itu, polusi juga bisa berdampak ketika masuk ke dalam mata, telinga, ataupun menempel pada kulit.
Akibatnya, bila memiliki riwayat alergi, maka rentan mengalami iritasi ringan hingga berat. Misalnya saja, terlalu lama berdiri di pinggir jalan, bisa mengakibatkan mata perih, berair, hingga merah.
"Makanya terkadang, bila sudah terlalu lama kemarau, pemerintah akan melakukan langkah hujan buatan, itu fungsinya untuk memflashing udara dari polusi, karena kalau dibiarkan akan berdampak buruk bagi kesehatan," jelas Astri.
Asri menjelaskan dampak polusi sangat mengkhawatirkan karena ukurannya yang sangat kecil. Polusi yang paling ditakutkan dalam udara adalah polusi partikel yang terkandung konsentrasi PM2.5 sebesar 57,7 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
Hal ini yang membuat iritasi saluran pernapasan, baik jangka pendek ataupun mengakibatkan reaksi lamban. Misalnya, pada reaksi cepat, polusi partikel bisa mengakibatkan mata berair, perih, hingga merah.
Pada saluran pernapasan, akan mengakibatkan batuk-batuk, sulit bernapas, dan gangguan lainnya.
"Pada reaksi lambat, setelah terpapar bertahun-rahun, polutan terdeposit lama, karena ukuran kecil bisa masuk ke saluran pernapasan, paru-paru, hingga peredaran darah. Di paru-paru saja, benda asing bisa memicu peunomia, lalu peradangan terlalu lama bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK," kata Astri.
Bahkan, bila polusi partikel ini masuk ke saluran darah bisa menyebabkan berbagai sumbatan. Jika saluran yang tersumbat adalah jantung, maka bisa menyebabkan penyakit jantung.
"Bisa juga ke otak yang nantinya akan menyebabkan stroke ataupun resiko kesehatan lainnya. Jadi tergantung di mana saluran yang tersumbat," kata Astri.
Astri pun memberikan cara agar tidak terpapar polusi guna mencegah berbagai penyakit. Jika bekerja di dalam ruangan, harus selalu rajib bersih-bersih atau menggunakan air purifier.
Sementara lalu, jika harus bekerja ataupun melakukan aktivitas di luar ruangan harus selalu menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.
"Kemudian istirahat cukup. Karena berhubungan dengan polisi ada timbul oksidasi, stres, maka makanan yang harus dikonsumsi adalah harus tinggi antioksidan, seperti sayur, buah, tambahan suplemen,"katanya.