TangerangNews.com

Jalan Warga Ditutup, Warga Bongkar Dinding Alam Sutera

| Selasa, 21 Juni 2011 | 17:26 | Dibaca : 23427


Warga memasang spanduk bukti kepemilikan tanah (www.tangerangnews.com / )



TANGERANG-Warga RT 05/RW.03 Kelurahan Pakualam, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, dan sekitarnya membongkar paksa dinding pembatas Alam Sutera, Selasa (21/6/2011). Warga merasa tidak puas karena pengembang Alam Sutera tidak menghiraukan keinginan warga untuk membuka akses jalan ke wilayah mereka.

Kapolsek Serpong Kompol Heribertus Ompusunggu mengatakan, pembongkaran dinding beton itu dilakukan oleh warga sekitar pukul 06.30 WIB. Dinding yang dibongkar selebar tiga meter, tepat di atas jalan tanah menembus Jalan Jalur Sutera.

Rusmin Nuryadin, warga RW.01 Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, mengatakan, jalan tembus tersebut sangat diperlukan oleh warga sekitar. Jalan ini biasa digunakan untuk anak-anak bersekolah maupun orangtua saat berangkat bekerja.

"Kita kan masih sering lewat sini. Tolong dong jalannya dibuka. Enggak harus lewat mobil deh, yang penting bisa lewat orang dan motor," kata Rusmin.

Ia dan warga lainmenyayangkan sikap pengembang Alam Sutera yang tidak menggubris permintaan mereka agar diberi jalan keluar masuk wilayah mereka. Mereka

Ajeng dan Tuti, warga Kunciran, mengatakan, ini merupakan unjuk rasa ketiga yang dilakukan warga terhadap pengembang perumahan tersebut. Sekitar bulan Januari 2011, warga menuntut dibukanya jalan, kurang lebih 100 meter arah selatan dari jalan yang ada sekarang.

"Waktu kami demo kemarin, Alam Sutera bilang mau ngasih jalan. Sekarang malah ditutup, suruh pindah ke jalan yang lebih jauh," kata Ajeng.

"Kami enggak minta banyak kok, cuma minta jalan 2 meter saja. Kan warga sini kerjanya di Alam Sutera juga, ada yang nyuciin baju, motong rumput, nyapu jalan," kata Tuti.

Warga mengungkapkan, dinding pembatas itu sudah ada sejak beberapa bulan silam. Namun, jalan tembus ke Jalur Sutera tetap dibiarkan terbuka. Jalan baru ditutup pada Selasa dini hari tadi.

"Tadi malam jam 24.00 masih terbuka. Kami tahunya pas mau kerja kok sudah ditutup," kata Tuti.

Hingga berita ini diturunkan, puluhan warga yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak masih berkumpul di lokasi kejadian. Polisi dan perwakilan sedang berembuk di Kantor Kelurahan Pakualam untuk mencari jalan tengah masalah tersebut.(RAZ)