TangerangNews.com

Siap-siap Banten Wilayah Terdampak Megathrust, Begini Cara Bangun Fondasi Tahan Gempa

Fahrul Dwi Putra | Jumat, 16 Agustus 2024 | 08:42 | Dibaca : 314


Ilustrasi gempa yang berdampak di Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan terdapat dua zona megathrust yang menjadi perhatian, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, dengan perkiraan kekuatan gempa masing-masing hingga M 8,7 dan M 8,9. 

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, meskipun potensi gempa ini nyata, informasi yang beredar bukanlah peringatan dini, sehingga ia mengimbau masyarakat sebaiknya tetap tenang dan terus mengikuti perkembangan informasi resmi dari BMKG.

"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ujar Daryono dikutip dari Kompas.com, Jumat, 16 Agustus 2024.

Wilayah yang berisiko merasakan dampak gempa megathrust ini antara lain Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung. 

Karena ancaman ini, penting bagi masyarakat untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, salah satunya dengan membangun rumah yang tahan gempa.

Fondasi yang kuat menjadi kunci utama agar rumah dapat bertahan dari guncangan gempa. 

CEO SobatBangun Taufiq Hidayat mengatakan, fondasi berperan penting dalam menopang bangunan dan mendistribusikan beban ke tanah dengan baik. 

Pada tanah yang cukup keras, fondasi batu kali mungkin cukup memadai. Namun, untuk bangunan yang lebih berat atau tanah yang kurang stabil, penggunaan fondasi telapak beton atau yang dikenal sebagai fondasi cakar ayam lebih disarankan.

"Kalau tanahnya nggak cukup keras (dan) berat beban bangunannya cukup berat, misalnya bangunan itu berlantai dua, atapnya memakai genteng beton yang berat, untuk dinding diplester penuh, sehingga bangunan itu berat, itu kalau tanahnya kurang bisa mendukung, itu pakai fondasi telapak beton, ada yang bilang juga fondasinya cakar ayam," ujar Taufiq dikutip dari Detik.

Dalam kasus di mana beban bangunan sangat berat, tes sondir diperlukan untuk menilai kemampuan tanah dalam menahan beban tersebut. Hasil tes ini akan membantu dalam menentukan desain fondasi yang tepat agar bangunan tetap kokoh.

Profesional kontraktor PT Gaharu Kontruksindo Utama Panggah Nuzhul Rizki menambahkan, bangunan juga harus menyesuaikan jenis fondasi dengan kondisi tanah. 

Untuk itu Investigasi tanah, seperti soil investigation, sangat diperlukan untuk mengetahui kedalaman tanah keras yang dapat mendukung bangunan. 

"Soil investigation itu dilakukan untuk mengetahui sampai berapa dalam ketemu tanah keras. Jadi awalnya harus soil investigation dulu, tanah atas itu berapa, baru nanti kita menentukan jenis fondasi," ungkapnya.

Jika tanah di lapisan atas kurang stabil, fondasi dalam seperti tiang pancang atau strauss pile mungkin dibutuhkan untuk menjamin stabilitas struktur rumah.