TangerangNews.com

Viral Konflik Ketua RT/RW dengan Warga Klaster Gading Serpong

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 27 Agustus 2024 | 14:58 | Dibaca : 5307


Aksi protes warga Klaster Karelia Village, Gading Serpong, Kelurahan Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang terhadap ketua RT/RW setempat, beberapa waktu lalu. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Pemukiman di Klaster Karelia Village, Gading Serpong, Kelurahan Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang viral karena konflik antara Ketua RT/RW dengan warganya.

Bahkan konflik tersebut berbuntut panjang hingga ke meja hijau. Warga mengajukan tuntutan perdata ke PN Tangerang dengan nomor register 507/Pdt.G/2024/PN Tng.

Kurniawan, salah satu warga Klaster Karelia mengatakan konflik warga dengan ketua RW dipicu ketika pengelolaan  klaster dialihkan dari pengembang jadi secara mandiri.

Namun ia menilai dalam kepengurusan RT/RW saat ini, tidak ada transparansi keuangan yang jelas dalam pengelolaan klaster.

"Ketenangan kami warga hanya berlangsung 2 bulan, ketua RW berulah ketika menjelang perayaan 17 Agustus. Pak RW intervensi dengan melakukan pergantian petugas keamanan dan melibatkan preman," jelasnya, Selasa 27 Agustus 2024.

Ia menceritakan aksi ketua RW pada Kamis 15 Agustus 2024, lalu. Ketika itu seluruh petugas security klaster diganti di pagi hari sekitar jam 08.00-12.00. Puluhan warga sempat protes dan melawan hingga nyaris terjadi kerusuhan. 

Padahal, menurutnya paguyuban warga telah terbentuk secara legal dan direstui Lurah Medang.

"Sikap RW 029 ini membuat kami resah dan was-was, sudah ada paguyuban yang legal, tapi masih saja berulah. Kenapa mencampuri dengan melibatkan preman, untungnya ada warga yang inisiatif menelpon Polsek Pagedangan, karena takut terjadi bentrok fisik," jelas Kurniawan.

Ia menjelaskan, RT/RW kerap bersikap otoriter dalam pembuatan dan penerapan peraturan lingkungan setelah menjadi klaster mandiri.

Selain itu, tidak adanya transparansi laporan keuangan dan tindakan-tindakan intimidatif yang dilakukan RT/RW kepada beberapa warga sebelumnya. 

Tindakan tersebut, tidak hanya meresahkan, tapi juga memicu kericuhan karena kerap kali mengganggu ketertiban umum serta mengancam privasi warga.

“Sejumlah insiden serupa telah berulang kali terjadi, semakin memperburuk hubungan antara warga dan pengurus RT/RW,” jelasnya. 

Bahkan, warga Karelia Village pernah menggelar aksi demo mosi tidak percaya terhadap pengurus RT/RW dan viral di beberapa platform media sosial.

Konflik semakin memanas setelah RT/RW secara sepihak per Juli 2024 dengan melakukan pencabutan fasilitas keamanan warga, seperti memecat security dan pencabutan boom gate di gerbang masuk, tanpa ada solusi apapun.

Fasilitas seperti kolam renang, pengelolaan sampah, lampu penerangan juga ditelantarkan oleh pengurus RT/RW.

Diketahui perselisihan warga di Perumahan Cluster Karelia Village dan Ketua RT/RW sudah lama terjadi. Warga merasa geram dengan kepemimpinan RT/RW di lingkungannya.

Bahkan konflik ini sudah dimediasi oleh Kelurahan dan Kecamatan namun, tidak selesai. Menurut data dari warga, Klaster Karelia dihuni 256 Kepala Keluarga.

Sementara itu TangerangNews mencoba mengkonfirmasi keluhan warga kepada pihak RT/RW. Namun pihak security Klaster Karelia belum bisa memberikan izin untuk wawancana.

"Harus izin dulu, Mas. Saya sudah sampaikan ke RT. Nanti keputusannya," ujar salah satu security.