TangerangNews.com

Jangan Berhenti Serukan Pembebasan Palestina

Rangga Agung Zuliansyah | Senin, 9 September 2024 | 19:09 | Dibaca : 470


Ummu Ainyssa, Aktivis Muslimah. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com-Meski ada yang bilang di sana baik-baik saja, jangan percaya karena kita tahu media milik siapa.

Meski beritanya seolah hilang, jangan mengira mereka sudah aman.

Saudara kita di Palestina masih bernasib sama. Jenazah para syuhada masih bergelimpangan setiap harinya. Darah para syuhada masih membasahi tanah mereka. 

Maka jangan pernah berhenti untuk terus menyuarakan kebebasan bagi Palestina.

Begitu juga yang diserukan ibu Puan Maharani di dalam forum internasional Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF), yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Minggu (1-9-2024). Ketua DPR RI ini pun kembali menegaskan posisi Indonesia tetap berusaha mendorong perdamaian melalui pemerintah maupun diplomasi parlemen. Menurutnya, kemerdekaan Palestina adalah satu hal yang harus dilakukan yaitu melalui diplomasi dan negosiasi secara damai. Untuk itu isu perdamaian ini harus menjadi perhatian bersama. 

Dalam sambutan pembukaan IAPF yang dihadiri parlemen dari 20 negara Afrika, 

Puan menyebut bahwa keadaan geopolitik yang memanas termasuk yang terjadi di Palestina berdampak langsung pada rakyat di seluruh dunia termasuk Indonesia dan Afrika. Oleh karenanya, dia meminta Parlemen memberikan kontribusi lebih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan global tersebut dengan berbagai upaya untuk menghentikan tindakan genosida. 

Politisi PDI Perjuangan ini pun menyampaikan setidaknya ada tiga sasaran yang ingin dicapai dalam upaya perdamaian ini. Pertama, menghentikan segala bentuk kekerasan. Kedua, memastikan tidak adanya hambatan dalam bantuan kemanusiaan. Dan yang ketiga, dimulainya kembali pembicaraan perdamaian menuju two state solution sesuai parameter internasional. (Bisnis.com, 1-9-2024).

Senada dengan Puan, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, juga menegaskan bahwa keberadaan parlemen bukan hanya sekadar badan legislatif saja, tetapi juga berfungsi sebagai jembatan aspirasi masyarakat dan kebijakan publik. Termasuk menjaga perdamaian maupun mendukung upaya untuk mengatasi masalah global seperti masalah di Palestina. Oleh karena itu, parlemen memiliki peran yang sangat penting, untuk memobilisasi tekanan publik internasional guna mengakhiri agresi dan genosida di Palestina, dengan cara mendukung bantuan kemanusiaan serta memajukan solusi dua negara. (TVonenews.com, 1-9-2024) 

 

Tidak Cukup Sekadar Seruan

Bagaimanapun apa yang disampaikan oleh petinggi kita ibu Puan dan ibu Retno adalah seruan yang luar biasa dan pantas untuk kita apresiasi. Terlebih di negeri mayoritas muslim yang tidak henti-hentinya menyuarakan pembebasan bagi Palestina. Hanya saja, yang mesti menjadi perhatian dan pemahaman kita semua, terlebih para pemangku kekuasaan adalah sudah berapa lama Zionis Israel menjajah Palestina? 

Sudah berapa kali seruan demi seruan dilontarkan agar Israel menghentikan genosida di sana. Berkali-kali pula gencatan senjata dilakukan. Bahkan solusi dua negara (two state solution) juga langsung dilontarkan oleh PBB. Nyatanya, semua kecaman tersebut tidak juga mampu menghentikan kebiadaban Zionis. Bahkan semakin hari kekejamannya semakin membabi buta. 

Semua ini menunjukkan bahwa bermacam solusi yang ditawarkan bukanlah solusi komprehensif untuk menghentikan kekejaman Israel. Sebab akar masalah yang terjadi di sana bukanlah sekadar konflik, melainkan pendudukan dan perampasan tanah kaum muslimin. Zionis Israel datang tanpa membawa apa-apa. Kemudian mereka mengiba meminta tempat tinggal, hingga akhirnya merampas tanah Palestina dengan dalih tanah Palestina adalah tanah yang diberkahi oleh mereka. 

Berulang kali kekejaman dan kebrutalan Zionis Israel terhadap Palestina terjadi tanpa mengenal waktu dan sasaran. Hampir setiap hari jenazah para syuhada bergelimpangan. Namun, hingga saat ini organisasi internasional PBB dan para pemimpin negeri muslim tidak lain hanya bisa prihatin, mengecam, dan memberikan solusi damai dua negara. Sementara di sisi lain, hubungan baik dan normalisasi dengan Israel tetap terjalin. 

Dukungan dari negara kafir barat semakin membuatnya unjuk gigi. Sehingga berkali-kali perjanjian damai dan gencatan senjata mereka ingkari. 

 

Solusi Tuntas Untuk Palestina

Melihat realitas selama ini, seharusnya kita paham bahwa penjajah seperti Israel tidak akan berhenti dengan sekadar kita kecam atau serukan untuk berdamai atau gencatan senjata. Mereka adalah bangsa penghianat yang akan terus mengingkari janji. Mereka berpura-pura dan menyembunyikan kebusukan dalam hati mereka untuk terus menghabisi kaum muslim. 

Ingatlah Allah Swt. pernah menegaskan hal ini di dalam Al-Qur'an surah Ali-Imran ayat 118,

 

قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ

“Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”

 

Dengan ini maka bagi orang-orang yang punya kekuasaan khususnya di negeri muslim, sudah selayaknya memahamkan kepada masyarakat bahwa mereka rakyat Palestina adalah saudara seiman kita yang harus selalu kita bela. Sebab Rasul saw. pernah memberikan kabar gembira tentang persaudaraan kaum muslim yang beliau ibaratkan sebagai satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakannya. 

Saudara kita di Palestina, Rohingya, Suriah, Yaman, dan lain-lain sedang merasakan sakit sesakit-sakitnya selama bertahun-tahun. Maka ini juga yang harus kita rasakan. Seharusnya kita juga merasakan sakit melihat penderitaan mereka di belahan dunia. Meski mereka jauh dari negeri kita, mereka tetap saudara kita seakidah. Mereka butuh pertolongan kita tanpa harus ada sekat nasionalisme. Pertolongan itu bukan hanya sekadar kecaman, bantuan logistik, seruan damai, tetapi mereka lebih butuh kiriman tentara. Sebab kekuatan Israel hanya bisa dikalahkan dengan kekuatan juga. Yaitu bersatunya negeri-negeri muslim adidaya dan mengirim tentara untuk melawannya. 

Hal ini pula lah yang dilakukan Rasulullah saw. dan para pengganti beliau (khalifah). Bahkan untuk melindungi seorang muslimah yang dilecehkan Yahudi bani Qainuqa di pasar, serta terbunuhnya seorang muslim yang hendak menolong muslimah tersebut saja Rasulullah mengirimkan pasukan untuk mengusir seluruh Yahudi tersebut dari Madinah. Sebab Rasulullah saw. pernah menegaskan dalam sabdanya, 

 

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ

“Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim.”

 

Jika untuk seorang muslim yang terbunuh saja begitu tegasnya Rasulullah saw., apalagi untuk membela ratusan ribu muslim yang tewas di Palestina, bahkan anak-anak, perempuan, orang tua juga tidak luput dari kebrutalannya. Tidakkah kita malu ketika kelak berjumpa dengan Rasulullah dengan apa yang kita lakukan sekarang. Sementara kita umat yang sangat banyak, tapi hingga saat ini belum mampu mengirim pasukan untuk membebaskan Palestina dan negeri muslim lain yang tertindas.