TangerangNews.com

UNIS Tangerang Wisuda Sarjana 45 Napi Lapas, Ada yang Raih IPK 3,9

Rangga Agung Zuliansyah | Rabu, 23 Oktober 2024 | 18:59 | Dibaca : 41


UNIS Tangerang mewisuda sebanyak 45 narapidana dari Lapas Tangerang untuk jenjang sarjana di ICE BSD City, Rabu 23 November 2024. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com-Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang mewisuda sebanyak 45 narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tangerang jenjang sarjana. Bahkan salah satu napi di antaranya meraih IPK 3,9.

Prosesi wisuda ke-49 UNIS Tangerang ini digelar di ICE BSD City, yang diikuti total 991 wisudawan jenjang sarjana (S1) maupun pascasarjana (S2) Tahun Akademik 2023/2024, Rabu 23 Oktober 2024.

Rektor UNIS Tangerang Prof Mustofa Kamil mengatakan sebanyak 45 napi yang diwisuda ini merupakan lulusan prodi Pendidikan Agama Islam, melalui program beasiswa yang bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM).

"Ada sebanyak 45 mahasiswa, semua diwisuda sarjana dan sekitar 80 persennya sudah keluar dari lapas," katanya.

Mustofa menjelaskan proses perkuliahan warga binaan lapas ini seperti mahasiswa pada umumnya. Mereka menempuh studi 160 SKS, sesuai program S1.

"Belajarnya sama saja, sebagian di lapas, lewat zoom atau datang ke kampus untuk UTS dan UAS, dengan didampingi oleh petugas lapas," katanya.

Bahkan Mustofa kagum dengan para napi mahasiswa lantaran memiliki kemampuan akademik yang bagus dan juga disiplin. Diharapkan dengan ilmu dan gelar sarjana, mereka bisa kembali berguna di masyarakat dengan karakter, perilaku, serta keterampilan yang lebih baik. 

"Mereka sangat disiplin dan pintar-pintar. Dengan proses pendidikan ini, mereka kompetensinya sudah berubah. Sebagian besar aktif menjadi dai, guru, dan mengajar Alquran. Sebagian sudah bekerja mandiri atau ikut orang lain," jelasnya.

Sementara itu, Asep Cahyono salah satu napi Lapas Pemuda Tangerang yang mengikuti perkuliahan sejak 2020, berhasil meraih IPK 3,94.

Ia mengaku proses kuliah tidak jauh berbeda dengan mahasiswa reguler, dimana kegiatan belajar selama Selasa hingga Kamis. Meski sempat mengalami kendala keterbatasan fasilitas belajar di lapas, ia bisa menyelesaikan kulahnya dengan nilai tinggi.

"Lab komputer ada di lapas, tapi kan ada jam operasionalnya, jadi pengerjaan tugas ada kesulitan sedikit. Selebihnya lancar sampai selesai," ungkapnya.

Rencana ke depan setelah mendapat gelar S1, Asep mengaku jika mendapat kesempatan ingin menjadi guru. "Saat ini mengajar di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Kemungkinan saya bebas 2026, kalau di luar ada kesempatan jadi guru akan saya ambil," ujar tahan kasus narkotika ini.