TangerangNews.com

2 Hal ini Jadi Penyebab Utama Kematian Ibu dan bayi di Kabupaten Tangerang

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:20 | Dibaca : 74


Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang meluncurkan Gerakan Ibu Hamil Sehat 2024 untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah stunting, Kamis 24 Oktober 2024. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang mencatat, selama Januari-Juni 2024 ada sebanyak 22 kematian ibu dan 103 kematian bayi di daerah ini.

Angka kematian ibu (AKI) mencapai 60 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara angka kematian bayi (AKB) berada di angka 3 per 1.000 kelahiran. 

Sekretaris Dinkes Kabupaten Tangerang Etta Darmayanti menjelaskan penyebab utama kematian ibu adalah preeklampsia yang mencapai 55 persen.

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang umum ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urine

"Kemudian akibat perdarahan 14 persen, dan faktor lainnya 18 persen," ungkapnya, Kamis 24 Oktober 2024. 

Sedangkan untuk kematian bayi, penyebab tertinggi adalah berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 42 persen, kelainan kongenital 21 persen, dan asfiksia 16 persen.

Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah stunting, Dinkes pun meluncurkan Gerakan Ibu Hamil Sehat 2024.

Inisiatif ini dilakukan untuk mengedukasi ibu hamil mengenai pentingnya menjaga kesehatan selama kehamilan.

"Melalui gerakan ini, Dinkes mendorong ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, dengan target minimal enam kali pemeriksaan, di mana dua di antaranya harus melibatkan USG oleh dokter," kata Etta.

Selain itu, ibu hamil diharapkan untuk mengikuti kelas ibu hamil minimal empat kali, mengonsumsi tablet tambah darah setiap hari, serta mematuhi anjuran gizi yang tepat untuk meningkatkan berat badan yang sehat.

“Peran keluarga dan lingkungan sangat penting dalam mendampingi ibu hamil. Kami juga melibatkan PKK kecamatan dan petugas puskesmas untuk mendukung kesehatan ibu hamil,” tambah Etta.

Masalah stunting juga menjadi fokus utama, dengan angka stunting di Kabupaten Tangerang mencapai 26,4 persen pada 2023.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap stunting meliputi berat badan lahir rendah dan akses antenatal care yang tidak lengkap. 

Etta pun menekankan pentingnya peningkatan kesadaran dan motivasi ibu hamil untuk menjaga kesehatan.

“Dengan program ini, kami berharap dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah kasus stunting baru di Kabupaten Tangerang,” tutupnya.

Prima Saras Puspa, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum Kabupaten Tangerang menyampaikan, sebagai langkah untuk mempercepat penurunan AKI dan prevalensi balita stunting, pemerintah setempat perlu berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil. 

Selain pemeriksaan, asupan gizi seimbang juga sangat penting. Pihaknya pun mendorong ibu hamil untuk mengonsumsi pangan olahan ikan sebagai alternatif pemenuhan protein yang cukup untuk tumbuh kembang janin.

"Gerakan Ibu Hamil Sehat 2024 ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan, dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, serta mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan selama kehamilan," tutupnya.