TANGERANGNEWS.com-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tangerang bersama Dinas Sosial (Dinsos) mengamankan sekitar 11 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di lima kecamatan.
Penertiban tersebut untuk menciptakan lingkungan yang tertib dan aman, serta meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam beraktivitas.
Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang Agus Suryana menyatakan operasi digelar di Kecamatan Cikupa, Pasar Kemis, Curug, Balaraja, dan Tigaraksa.
"Ke-11 PMKS yang ditertibkan terdiri dari 10 gelandangan dan 1 manusia silver," katanya, Rabu 30 Oktober 2024.
Mereka terjaring di beberapa titik keramaian seperti pasar, persimpangan jalan, dan pusat perbelanjaan, berdasarkan laporan masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaan PMKS di wilayah tersebut.
“Operasi ini adalah upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga ketertiban umum. Penertiban akan dilakukan secara berkala untuk mencegah potensi tindak kriminalitas, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warga,” jelasnya.
Operasi ini diharapkan dapat mengurangi aktivitas PMKS yang selama ini dianggap mengganggu ketertiban umum.
Satpol PP berkomitmen untuk terus melakukan penertiban demi terciptanya lingkungan yang aman dan tertib.
“PMKS yang terjaring dalam operasi ini akan menerima pembinaan dari Dinsos Kabupaten Tangerang, termasuk pendataan, konseling dan pelatihan keterampilan, untuk membantu mereka mandiri dan memiliki penghidupan yang lebih baik,” tambah Agus Suryana.
Sementara itu, Kepala Seksi Rehabilitasi Eks Penyandang Penyakit Sosial Susilawati menjelaskan razia ini mendapatkan dukungan dari Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, Polres Kota Tangerang, dan Satpol PP Kabupaten Tangerang.
“PMKS yang terjaring akan menjalani pembinaan selama tiga hari, yang meliputi bimbingan fisik dengan senam bersama, asesmen, pembinaan, serta pemberian motivasi oleh Balai Sentra Mulya Jaya Kemensos RI.
Mereka juga akan mendapatkan pelatihan keterampilan praktis, seperti membuat keset dari kain majun, serta bimbingan rohani,” jelasnya.
Susilawati menambahkan hasil asesmen akan membantu menentukan PMKS yang layak mengikuti pelatihan keterampilan di Provinsi Banten atau menerima bantuan usaha dari Kementerian Sosial, sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing PMKS.
“Kami berharap kegiatan ini dapat mengurangi salah satu penyakit sosial yang ada di masyarakat, seperti pengemis dan pengamen,” pungkasnya.