TangerangNews.com

Masih Ingat 5 Tempat Makan Viral Ini? Begini Nasibnya Sekarang

Fahrul Dwi Putra | Kamis, 19 Desember 2024 | 10:43 | Dibaca : 157


Salah satu outlet Geprek Bensu di Plaza Shinta Cimone, Kota Tangerang. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Tren kuliner di media sosial saat ini mampu mengubah nasib suatu tempat makan dalam sekejap. Sebuah warung atau restoran bisa mendadak viral dan dipenuhi antrean pengunjung hanya karena ulasan influencer atau video yang menarik perhatian. 

Namun, tidak semua tempat makan mampu mempertahankan kesuksesan tersebut setelah tren mereda. 

Berikut lima tempat makan yang sempat viral dan bagaimana nasibnya sekarang dikutip dari kanal YouTube 10 Best ID.

1. Odading Mang Oleh

Pada tahun 2020, siapa yang tidak mengenal odading Mang Oleh? Berawal dari video unik Ad Londok yang mempromosikan roti manis khas Bandung ini dengan gaya lucu, warung kecil di kawasan Jalan Baranang Siang, Kota Bandung itu langsung menjadi primadona.

Antrean panjang pembeli pun memenuhi tempat itu, bahkan Gubernur Jawa Barat saat itu, Ridwan Kamil, ikut mencicipinya. Namun, setelah masa viral berlalu, suasana di warung Mang Oleh tak lagi seramai dulu.

Meskipun masih bertahan, tempat ini kini jauh lebih sepi. Isu kebangkrutan sempat beredar, tetapi pihak keluarga membantahnya. 

2. Pangsit Legino

Pangsit Legino di Cengkareng Timur pernah menjadi perbincangan hangat pada 2020. Dengan menu pangsit tumis yang unik, tempat makan ini menarik banyak pengunjung, bahkan antrean panjang hingga berjam-jam menjadi pemandangan biasa. Kepopulerannya melonjak setelah seorang YouTuber makanan mengulasnya.  

Namun, kini Pangsit Legino tampak kehilangan daya tariknya. Antrean panjang sudah jarang terlihat. Sebagian besar pembeli kini lebih memilih memesan melalui aplikasi daring.

3. Bakso Adam  

Bakso Adam, yang berlokasi di Glodok, Jakarta, sempat viral pada 2018. Gerobak sederhana di pinggir pasar Pancoran ini selalu dipadati pengunjung yang rela antre berjam-jam untuk menikmati semangkuk bakso urat atau gepengnya.  

Namun, setelah lebih dari tiga tahun, suasana di tempat ini berubah. Antrean panjang hampir tidak ada, dan pembeli kini hanya perlu menunggu sekitar 10 hingga 15 menit. Banyaknya pesaing baru dan preferensi konsumen yang berubah menjadi beberapa faktor yang memengaruhi penurunan popularitasnya.

4. Geprek Bensu

Didirikan oleh Ruben Onsu pada 2017, Geprek Bensu pernah menjadi salah satu waralaba ayam geprek paling populer di Indonesia, bahkan melebarkan sayapnya ke Malaysia dan Hong Kong. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya menurun drastis. Banyak gerainya tutup, sementara yang masih buka pun tak lagi dipenuhi antrean.  

Menurut Jordi Onsu, adik Ruben, tantangan utama adalah pengelolaan sumber daya manusia, terutama dalam menghadapi generasi muda yang sulit beradaptasi dengan budaya kerja. Saat ini, Geprek Bensu berfokus pada produk frozen food dan camilan yang dipasarkan secara daring.

5. Ngikan

Konsep fish and chips ala Indonesia yang diperkenalkan oleh selebgram Rachel Vennya pada 2019 sempat menjadi fenomena. Dengan harga terjangkau dan rasa yang enak, Ngikan menarik antrean panjang di setiap cabangnya. Namun, lima tahun kemudian, banyak cabang tutup, dan gerai yang tersisa terlihat jauh lebih sepi.  

Penurunan ini dipengaruhi oleh banyaknya pesaing di sektor serupa dan perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih layanan daring daripada makan di luar.