TANGERANGNEWS.com- Kabar mengenai penggerebekan pabrik uang palsu di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, telah menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Dari pabrik tersebut, ditemukan uang palsu senilai Rp1,5 miliar yang diduga telah beredar di tengah masyarakat.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Ernadi Wimanda, uang palsu yang dihasilkan pabrik tersebut memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan uang asli, sehingga sulit dikenali hanya dengan pengamatan kasat mata seperti dikutip dari Kompas.
Untuk mengatasi ancaman peredaran uang palsu, Bank Indonesia telah menanamkan 11 unsur pengaman pada setiap lembar uang rupiah.
Unsur pengaman ini meliputi watermark, benang pengaman, kode tunanetra, tinta yang berubah warna, tulisan mikro, hingga nomor seri yang unik di setiap lembar uang.
Namun, cara paling sederhana untuk mengenali keaslian uang adalah dengan metode "3D", yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Berikut penjelasannya.
1. Dilihat
Perhatikan benang pengaman pada uang. Pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, dan Rp20.000, benang pengaman dapat berubah warna saat dilihat dari sudut tertentu. Cek pula logo BI serta angka nominal yang tersembunyi di dalam uang. Saat diamati, elemen ini akan terlihat jelas dan sulit dipalsukan.
2. Diraba
Sentuh permukaan uang. Pada uang asli, tekstur kasar dapat dirasakan pada gambar utama, lambang negara, angka nominal, huruf, serta tulisan "Negara Kesatuan Republik Indonesia" dan "Bank Indonesia."
Bagi tunanetra, kode tunanetra yang ada pada bagian tertentu uang juga dapat dirasakan dengan jelas.
3. Diterawang
Angkat uang dan arahkan ke cahaya. Ketika diterawang, akan terlihat gambar pahlawan, ornamen tertentu, dan logo BI yang hanya dapat dilihat dalam kondisi tertentu.