TangerangNews.com

300.535 Petani Jadi Pelanggan Program Electrifying Agriculture PLNĀ 

Fahrul Dwi Putra | Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:51 | Dibaca : 69


Ilustrasi listrik di sektor pertanian (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) mencatat pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun 2024. 

Program yang ditujukan bagi sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan ini telah dimanfaatkan oleh 300.535 pelanggan, meningkat 53.539 pelanggan dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 246.996 pelanggan.  

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, program ini dirancang untuk mempercepat modernisasi sektor agrikultur di Indonesia melalui adopsi teknologi berbasis listrik.  

"Melalui program ini, kami berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi agrikultur berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih modern, yang kemudian berdampak pada peningkatan produktivitas petani," ujar Darmawan.  

Sepanjang tahun 2024, total daya tersambung dalam program ini mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA), dengan konsumsi listrik sebesar 6,17 Terawatt Hour (TWh). 

Pertumbuhan ini turut mendorong peningkatan penjualan listrik pelanggan EA sebesar 10,15% serta kenaikan pendapatan sebesar 9,35% dibandingkan tahun sebelumnya.  

PLN juga memastikan akses energi yang diberikan melalui program EA tetap terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern. Dengan langkah ini, PLN turut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, serta memastikan ketahanan pangan nasional sesuai dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.  

Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan (Dansatgas Hanpangan) Kementerian Pertanian RI Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menyoroti efisiensi yang dihasilkan dari penggunaan pompa air listrik dalam sistem irigasi pertanian. 

Menurutnya, penggunaan listrik dapat menghemat biaya operasional dan meningkatkan efektivitas waktu bagi petani.  

"Targetnya, dengan adanya EA, produktivitas petani dapat meningkat. Menggunakan pompa listrik akan lebih hemat biayanya dibandingkan dengan menggunakan pompa air dengan bahan bakar solar," ujarnya.  

Salah satu dampak nyata program ini dirasakan oleh Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Ketua kelompok Tani Mekar Sari Gatot, 59, mengungkapkan, penggunaan listrik di persawahan telah memangkas biaya operasional hingga 300%.  

"Biasanya biaya yang dikeluarkan jika menggunakan pompa diesel adalah Rp1.500.000,- dengan pompa listrik biaya yang dibutuhkan hanya Rp500.000,- sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian," ungkap Gatot.  

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, juga menambahkan bahwa kehadiran listrik melalui program EA memungkinkan para petani menggunakan sistem pengairan sumur yang lebih efektif.  

"Ponorogo saat ini masuk menjadi objek Panen Raya IP 200, IP 300 dan IP 400 di mana ini semua adalah efek dari listrik masuk sawah guna kebutuhan pengairan para petani," jelas Dydik.