TangerangNews.com

Hati-hati, 10 Kebiasaan Ini Malah Bikin Kamu Nggak Dilirik HRD saat Interview Kerja 

Fahrul Dwi Putra | Rabu, 22 Januari 2025 | 11:47 | Dibaca : 47


Ilustrasi Interview (wartacilacap/google / TangerangNews)


TANGERANGNEWS.com- Interview kerja adalah salah satu tahapan yang menentukan apakah pelamar kerja bisa mendapatkan pekerjaan tersebut atau tidak. Banyak orang berusaha tampil profesional dan sopan agar bisa memberikan kesan yang baik. Namun, tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan yang justru membuatmu terlihat kurang menarik di mata HRD. 

Berikut adalah 10 kebiasaan yang sebaiknya kamu hindari saat interview kerja agar peluang diterima semakin besar seperti dilansir dari Readers Digest. 

1. Tidak Bertanya Sama Sekali 

Banyak kandidat merasa ragu untuk mengajukan pertanyaan karena takut dianggap kurang memahami perusahaan atau tidak ingin menyita waktu pewawancara. Namun, sikap ini justru bisa dianggap sebagai tanda kurangnya antusiasme terhadap posisi yang dilamar.  

Sebaliknya, ajukan pertanyaan yang menunjukkan ketertarikanmu, seperti "Apa yang membuat Anda tertarik bekerja di perusahaan ini?" atau "Apa tantangan terbesar yang biasa dihadapi dalam posisi ini?. Dengan begitu, pewawancara akan melihat bahwa kamu benar-benar ingin memahami perusahaan lebih dalam.  

2. Terlalu Kaku dan Formal 

Bersikap profesional memang penting, tapi jika terlalu kaku, kamu bisa terkesan sulit beradaptasi dengan budaya perusahaan. 

Misalnya, tetap memanggil pewawancara dengan sebutan "Bapak" atau "Ibu" padahal mereka sudah menyebut namamu secara informal.  

Cobalah untuk menyesuaikan diri dengan gaya komunikasi pewawancara. Jika mereka memanggilmu dengan nama depan, lakukan hal yang sama untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab.  

3. Terlalu Jujur soal Peluang Lain  

Mengungkapkan bahwa kamu sedang mengikuti proses seleksi di beberapa perusahaan lain bukanlah langkah yang bijak. Bukannya membuat HRD tertarik untuk segera merekrutmu, justru bisa menunjukkan bahwa kamu belum benar-benar yakin dengan perusahaan yang sedang diwawancarai.  

Jika memang ingin menyinggung soal perusahaan lain, gunakan pendekatan yang lebih cerdas. Misalnya, "Saya tertarik dengan pendekatan perusahaan dalam hal keberlanjutan. Bagaimana strategi perusahaan ini dalam mendukung inovasi yang ramah lingkungan?". Dengan begitu, kamu tetap bisa menggali informasi tanpa terkesan plin-plan.  

4. Mengenakan Pakaian Terlalu Formal  

Dulu, mengenakan setelan jas dan dasi mungkin jadi standar dalam interview. Namun, banyak perusahaan kini menerapkan budaya kerja yang lebih santai. Jika kamu tampil terlalu formal, bisa saja kamu dianggap kurang memahami budaya perusahaan.  

Sebelum interview, cari tahu dulu dress code perusahaan. Jika tidak yakin, kenakan pakaian yang rapi dan profesional tapi tetap nyaman, seperti kemeja polos dengan celana bahan atau jeans gelap yang dipadukan dengan blazer.  

5. Menyimpan Pertanyaan Penting untuk Akhir Interview

Beberapa kandidat memilih untuk menunda pertanyaan sampai akhir interview, tetapi hal ini bisa membuatmu kehilangan kesempatan untuk mendiskusikan hal-hal penting lebih dalam.  

Sebaliknya, coba selipkan pertanyaan sepanjang sesi wawancara agar percakapan lebih mengalir. Jika ada aspek pengalaman atau keterampilan yang belum dibahas, tanyakan di tengah sesi agar kamu punya kesempatan untuk meyakinkan pewawancara.  

6. Terlalu Berlebihan dalam Mempersiapkan Jawaban

Persiapan memang penting, tetapi jika jawabanmu terdengar seperti hafalan, pewawancara bisa merasa bahwa kamu tidak fleksibel dan kurang otentik.  

Sebagai gantinya, buat daftar poin utama yang ingin kamu sampaikan dan latih cara menjelaskannya dengan santai. Lakukan simulasi interview dengan teman atau rekam dirimu sendiri agar lebih percaya diri.  

7. Tidak Meluruskan Kesalahan Pewawancara 

Terkadang, pewawancara bisa salah menyebutkan informasi, seperti nama universitas atau pengalaman kerjamu. Jika kamu tidak mengoreksi, bisa jadi kesalahan itu berlanjut hingga tahap seleksi berikutnya.  

Jangan ragu untuk meluruskan dengan sopan, misalnya dengan mengatakan, "Maaf, mungkin ada sedikit kekeliruan. Saya sebenarnya lulusan Universitas A, bukan Universitas B." Sikap ini justru menunjukkan bahwa kamu teliti dan memiliki komunikasi yang baik.  

8. Mengakhiri Interview Terlalu Cepat  

Meskipun kamu merasa sudah cukup menjelaskan semuanya, buru-buru mengakhiri sesi wawancara bisa membuat kesan kurang baik. Pewawancara mungkin berpikir kamu tidak cukup antusias atau kurang menghargai kesempatan yang diberikan.  

Sebaliknya, akhiri interview dengan menyampaikan kesan positif, seperti "Saya sangat antusias dengan peluang ini dan melihat bagaimana saya bisa berkontribusi bagi tim." Ini akan memberikan kesan yang lebih bersemangat.  

9. Mengirim Ucapan Terima Kasih Terlalu Cepat  

Mengirim email terima kasih memang penting, tetapi jika kamu mengirimnya terlalu cepat setelah interview, bisa terkesan seperti formalitas belaka.  

Tunggu hingga keesokan harinya, lalu kirim email dengan mencantumkan poin-poin penting dari diskusi dan tambahan informasi yang relevan. Ini akan menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan detail percakapan.  

10. Masuk ke Ruang Virtual Interview Terlalu Awal  

Jika interview dilakukan secara online, masuk ke ruang meeting terlalu cepat bisa membuat pewawancara merasa tidak nyaman. Mereka mungkin butuh waktu untuk mengecek kamera, suara, atau mencatat poin-poin penting sebelum memulai.  

Idealnya, masuk ke ruang meeting sekitar 30 detik setelah jadwal yang ditentukan agar pewawancara sudah siap. Selain itu, pastikan koneksi internet stabil dan lingkungan sekitar mendukung suasana profesional.  

Mempersiapkan interview kerja bukan hanya soal menjawab pertanyaan dengan baik, tetapi juga memahami etika dan kebiasaan yang bisa mempengaruhi penilaian HRD. Jadi, sudah siap untuk menghadapi interview berikutnya?