TangerangNews.com

Belajar dari Abidzar Al Ghifari Pemeran Utama A Business Proposal yang Filmnya Diboikot hingga Sepi Penonton

Fahrul Dwi Putra | Jumat, 7 Februari 2025 | 13:16 | Dibaca : 709


Film A Business Proposal diboikot oleh penggemar drama Korea gegara pernyataan kontroversial yang dilontarkan pemeran utama film tersebut, Abidzar Al Ghifari. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Film terbaru garapan rumah produksi Falcon Pictures dengan tajuk A Business Proposal yang tayang perdana Kamis, 6 Februari 2025 menunjukkan performa kurang baik. 

Bukan tanpa alasan, film adaptasi serial drama Korea berjudul sama itu diduga diboikot setelah pernyataan-pernyataan yang justru dikeluarkan oleh pemeran utamanya sendiri, Abidzar Al Ghifari. 

Sebelum penayangan film secara serentak, Abidzar beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial dan menimbulkan kemarahan di kalangan penikmat film dan serial drama Korea. 

Dalam salah satu pengakuannya, dia mengaku sengaja berhenti menonton adaptasi Korea dari komik Webtoon The Office Blind Date tersebut. 

Menurutnya, keputusan tersebut diambil agar ia bisa menciptakan karakter yang orisinal bersama sutradara, tanpa terjebak pada penafsiran yang sudah ada. 

"Gue sempat nonton episode pertama. Cuma memutuskan untuk berhenti, karena pada akhirnya ini adalah karakter yang akan gue buat sendiri bersama sutradara gitu. Gue enggak pengin dibikin plek ketiplek juga,” tegas Abidzar, pada Senin, 13 Januari 2025.

Pernyataan itu pun menuai kecaman karena dianggap menunjukkan kesombongan dan ketidakpedulian terhadap karya yang sudah ada.

Tak hanya itu, Abidzar juga sempat menyampaikan komentar yang dianggap menyudutkan penonton di sebuah podcast di saluran YouTube Folkative Media. 

Dalam video tersebut, ia menyampaikan bahwa jika seseorang tidak ingin menonton film tersebut, maka tidak perlu dipaksa. 

"Kalau nggak mau nonton, nggak usah nonton. Masih banyak orang lain selain kamu yang mau nonton," kata Abidzar.

Ungkapan ini mengundang reaksi negatif, karena banyak yang merasa bahwa sikapnya terkesan meremehkan antusiasme penonton dan terkesan menantang.

Akibatnya, film yang ditayangkan di 1.270 layar ini kemudian mendapat sambutan yang sangat mengecewakan. 

Pada hari pembukaan, penjualan tiket hanya mencapai sekitar 6.900, dengan tingkat okupansi yang kurang dari 4 persen. Angka tersebut menandakan bahwa film yang dibintangi oleh Abidzar justru sepi penonton, dan mengisyaratkan penayangan film ini berpotensi akan dipotong secara signifikan karena performa yang buruk.

"1.270 show, tingkat okupansi kurang dari 4 persen, 6.900 penonton di hari pertama. Kalian tahu apa yang harus dilakukan. Penayangan film kemungkinan akan dipotong dengan sangat brutal," dikutip dari akun X @cinepoin_ film, Jumat, 7 Februari 2025.

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari pengalaman Abidzar Al Ghifari dan dampak dari pernyataannya terhadap penerimaan publik. Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa diambil.

1. Pentingnya sikap rendah hati dan menghargai karya orang lain 

Mengklaim untuk tidak mengikuti adaptasi yang sudah ada demi menciptakan sesuatu yang baru harus disampaikan dengan cara yang tidak menyinggung perasaan para penggemar karya tersebut.

2. Komunikasi publik harus dilakukan dengan hati-hati

Pernyataan yang terkesan meremehkan pilihan atau minat penonton dapat berujung pada reaksi negatif yang berdampak pada performa box office.

3. Pahami pasar dan audiens

Meskipun niat untuk menciptakan karakter orisinal patut diapresiasi, penting untuk memastikan bahwa hal tersebut tidak membuat publik merasa diasingkan atau dianggap remeh.

4. Terbuka menerima kritik 

Pengakuan dan perbaikan atas kesalahan komunikasi dapat membantu membangun kembali kepercayaan dan minat publik.

5. Konsistensi dalam brand dan pesan yang disampaikan 

 Pesan yang tidak konsisten atau terkesan provokatif bisa menurunkan minat penonton, yang pada akhirnya berdampak pada penjualan tiket.

6. Perlu pendekatan yang lebih empatik dalam menyampaikan keunikan sebuah karya 

Menunjukkan antusiasme dan kepercayaan pada proyek tanpa harus menantang penonton secara langsung akan lebih diterima.

7. Memanfaatkan media sosial secara positif 

Menanggapi komentar dan kritik dengan cara yang membangun dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan audiens.

8. Bangun kerja sama 

Membangun kerjasama yang erat dengan semua pihak terkait, termasuk pihak pemasaran dan humas, untuk memastikan pesan yang disampaikan tidak menimbulkan kontroversi yang merugikan.

Pada akhirnya, pengalaman yang menimpa film A Business Proposal menjadi pelajaran bahwa dalam industri hiburan, kualitas karya saja tidak cukup. Cara penyampaian pesan, sikap profesional, dan hubungan baik dengan penonton adalah faktor penting yang tidak boleh diabaikan.