TangerangNews.com

MBG dan Program 3 Juta Rumah Jadi Peluang Sejumlah Sektor Industri di 2025

Rangga Agung Zuliansyah | Minggu, 23 Februari 2025 | 16:21 | Dibaca : 120


Chief Economist BCA David Samuel dalam diskusi Market Outlook 2025 di BCA Expoversary 2025, ICE BSD City, Sabtu 22 Februari 2025. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com-Terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) menyebabkan ketidakpastian ekonomi global, sehingga tidak dapat diharapkan untuk mendorong pertumbuhan dalam negeri.



Namun, adanya program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan tiga juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, menjadi peluang bagi sejumlah sektor industri sehingga dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu diungkapkan David Samuel Chief Economist BCA dalam diskusi Market Outlook 2025 dalam event BCA Expoversary 2025 di ICE BSD City, Sabtu 22 Februari 2025. 

"Untuk indonesia, penggerak utama sejauh ini yang kaitannya dengan kebijakan dan program pemerintah. Sekarang pemerintah refocusing sektor-sektor yang pingin mereka dorong salah satunya properti, itu sub sektornya banyak, jasa yang berkaitan dengan itu pastinya akan bergerak juga," ujarnya.

Selian itu juga MBG, menurut David, tidak hanya akan menggerakkan sektor industri makanan dan minuman, tapi juga transportasi, logistik dan pengemasan.

"Dalam satu dua tahun ke depan masih jadi sektor dan sub sektor yang prospektif," tambahnya.

Meski demikian, David mengingatkan program tersebut perlu diperkuat dengan sektor industri penopang yang siap. Ia menyinggung program 1 juta rumah yang dicanangkan era Presiden Jokowi dimana tidak mencapai target.

"Itu saja tidak tercapai, sekarang lompat ke 3 juta rumah. Kalau mau mencapai target tapi industrinya tidak siap, ya jadinya impor. Paling yang siap di dalam negeri industri semen, bata dan cat. Tapi yang lainnya seperti sanitary prodak, lampu misalnya, itu tidak ada," terangnya.

Karena itu, David menegaskan pemerintah harus memberi insentif kepada sektor-sektor industri penopang program tersebut melalui pajak, perizinan atau kebijakan.

"Jadi jangan sampai kita mendorong satu sektor, tapi ekosistemnya tidak dibangun, akhirnya masyarakat akan jadi penonton saja. Fokusnya harusnya di job creation, karena selama ini kan pemerintah bilang pertumbuhan akan sekian, tapi pertumbuhannya berkualitas tidak, bisa menyerap tenaga kerja tidak," bebernya.