TANGERANGNEWS.com- Saat Lebaran tiba, pemberian tunjangan hari raya (THR) menjadi tradisi yang lekat dengan budaya masyarakat Indonesia. Tidak hanya dilakukan oleh perusahaan kepada karyawannya, tetapi juga oleh individu kepada keluarga dan orang-orang terdekat sebagai bentuk kebersamaan dan kasih sayang.
Meski bukan sebuah kewajiban, banyak orang tetap merasa perlu memberikan THR kepada sanak saudara, terutama kepada orang tua, keponakan, dan kerabat dekat.
Namun, bagaimana cara menentukan siapa yang layak menerima THR dan berapa nominal yang tepat agar tidak memberatkan kondisi keuangan?
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andi Nugroho mengatakan, pemberian THR bersifat sukarela dan tidak ada aturan yang mewajibkan seseorang untuk melakukannya.
"THR enggak wajib kita berikan karena itu hanya sekadar tali asih menjaga silaturahmi dan merupakan kultur budaya masyarakat," ujarnya dikutip dari Kompas, Kamis, 27 Maret 2025.
Meski begitu, dalam praktiknya, seseorang yang tidak memberikan THR bisa saja mendapat komentar atau cibiran dari keluarga besar atau lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kepada siapa sebaiknya THR diberikan agar lebih bermanfaat dan tidak membebani kondisi keuangan pribadi.
Menurut Andi, THR sebaiknya diberikan secara personal kepada keluarga inti seperti orang tua, saudara kandung, dan keponakan.
Beberapa orang juga memilih untuk membagikan THR kepada paman, tante, atau tetangga, tergantung pada hubungan kedekatan dan kondisi finansial penerima.
Namun, ia menyarankan agar pemberi THR mempertimbangkan kondisi ekonomi keluarga penerima. Jika ada anggota keluarga yang lebih kaya, sebaiknya fokus pemberian THR dialihkan kepada mereka yang memang lebih membutuhkan.
Agar keuangan tetap aman, Andi mengingatkan agar seseorang menyesuaikan jumlah THR yang diberikan dengan anggaran yang dimiliki.
"Kita punya budget-nya, enggak? Punya dananya enggak? Jangan sampai bela-belain kasih THR ke banyak orang tapi budget-nya terbatas banget," katanya.
Untuk menentukan nominal yang tepat, Andi membagi prioritas berdasarkan tingkat kedekatan dan kebutuhan penerima. Orang tua biasanya menerima THR dengan nominal paling besar, disusul oleh keponakan.
Keponakan dari keluarga menengah ke bawah mungkin menerima jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan keponakan dari keluarga yang lebih mampu.
Sementara itu, tetangga atau anak-anak kecil di lingkungan sekitar bisa diberi THR dalam nominal kecil, misalnya Rp 10.000.
Pada akhirnya, jumlah THR yang diberikan sepenuhnya bergantung pada kemampuan masing-masing individu.
Agar tidak mengalami kesulitan keuangan setelah Lebaran, Andi menyarankan agar pemberian THR dilakukan secara bijak dengan mempertimbangkan anggaran yang tersedia serta kondisi sosial dan budaya di lingkungan sekitar.