TANGERANGNEWS.com-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tengah gencar menjalankan program 3G (Gampang Sembako, Gampang Kerja, Gampang Sekolah) untuk mendukung kebutuhan dasar masyarakat, pendidikan, dan lapangan pekerjaan.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Tangerang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029 dan program 100 hari kerja Wali Kota Sachrudin dan Wakil Wali Kota Maryono.
Pengamat/Peneliti Pusat Studi Pemilu dan Partai Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSP3 UMJ) Ahmad Syailendra menilai secara kebijakan, program 3G sangat bagus.
Ia pun meyakini program tersebut akan berjalan dengan baik, dengan keseriusan pimpinan daerah yang didukung perangkat dinas di bawahnya.
"Kalau memang bisa menjalankan dengan serius, ini akan menjadi kekuatan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas di Kota Tangerang," ujarnya, Selasa 15 April 2025.
Ahmad Syailendra juga mendukung percepatan realisasi program 3G, terutama Gampang Sekolah dan Gampang Kerja yang diharapkan dapat meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) sekolah dan penurunan angka pengangguran.
Ia menyebut, berdasarkan data BPS Kota Tangerang dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, kuantitas pendidikan dari setiap jenjang ke tingkatan selanjutnya untuk SD sebesar 99,34%, SMP 83%, SMA 64% dan Perguruan tinggi hanya 27,76 %.
"Saat ini, sekolah di Kota Tangerang sudah digratiskan sampai tingkat SMA, itu bisa menambah stimulus frekuensi kelulusan. Dengan Gampang Sekolah ini, diharapkan banyak warga bisa menikmati sekolah, minimal sampai tingkat SMA," katanya.
Selain pendidikan, kata Ahmad Syailendra, masalah ketenaga kerjaan juga menjadi tantangan. Menurut data BPS Provinsi Banten Tahun 2023, jumlah Angkatan Kerja di Kota Tangerang adalah 876,844 jiwa. Sementara tingkat pengangguran di Kota Tangerang adalah 6,67% atau 63,530.
Karena itu, sebagai daerah 1001 industri, menurutnya Pemkot Tangerang harus bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan menggandeng kelompok pengusaha. Kemudian menggerakkan pekerja informal seperti konten kreator atau influencer, sehingga program Gampang Kerja berjalan dengan baik.
"Keran investasi juga harus dibuka seluas-luasnya, agar dapat menambah lapangan pekerjaan," ujarnya.
Terakhir, Ahmad Syailendra menekankan agar wali kota dan wakilnya dapat mentransformasikan serta mengawal program 3G kepada para organisasi perangkat daerah (OPD), sehingga benar-benar direalisasikan di lapangan.
"Jadi kepala daerah harus pastikan dinas-dinas terkaitnya kerja atau tidak. Kalau konsepnya bagus, tapi tidak bisa diterjemahkan ke perangkat daerah, nanti sayang programnya tidak berjalan," ucapnya.
Untuk diketahui, Pemkot Tangerang telah melaksanakan program On The Job Training (OJT) yang merupakan bagian dari Gampang Kerja.
Dalam program ini, Pemkot menggandeng berbagai perusahaan swasta dan industri untuk memberi pelatihan khusus kepada para pencari kerja (pencaker).
Ada sekitar 580 pencaker yang ditargetkan mengikuti program OJT selama satu bulan penuh di lingkungan kerja masing-masing.
Sementara untuk Gampang Sekolah, sebanyak 136 sekolah swasta di Kota Tangerang, yang terdiri dari 65 SD swasta/sederajat dan 71 SMP swasta/sederajat, ditarget menerima bantuan non-personal dengan total anggaran lebih dari Rp56 miliar.
Selain itu, program Tangerang Cerdas juga memberikan bantuan personal untuk siswa SD sebesar Rp10 miliar dan untuk SMP sebesar Rp6 miliar.
Bantuan tersebut mencakup kebutuhan personal siswa seperti seragam, tas, sepatu, dan lainnya, yang diharapkan dapat mendukung kegiatan belajar mengajar.
Tak hanya sekolah formal, dukungan juga diberikan untuk lembaga pendidikan non-formal melalui hibah senilai Rp15,5 miliar, yang disalurkan kepada 200 lembaga keagamaan di Kota Tangerang.
Adapun terkait Gampang Sembako dihadirkan untuk masyarakat lewat Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menyediakan sembako di bawah harga pasaran, mulai dari beras, telur, minyak hingga cabai dan bawang. Program ini digelar secara bergiliran di 13 kecamatan Kota Tangerang.