TangerangNews.com
Lurah Sukasari Bantah Lakukan Money Politik
| Jumat, 21 Oktober 2011 | 18:53 | Dibaca : 25278
Wawan Fauzi (dens / tangerangnews)
TANGERANG-Lurah Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Wawan Fauzi, memberikan hak jawab atas laporan Agus, warga Kelurahan setempat ke Panwaslu Kota Tangerang terkait tudingan praktek money politik yang dilakukan oleh Sekertaris Kelurahan Sukasari (Sekkel) Aam Hamdani untuk memenangkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur tertentu dalam Pilkada Banten pada 22 Oktober 2011.
Wawan menjelaskan kronoligis persitiwa itu, pada Kamis (20/10), pihaknya mengundang 12 warga RT 6 RW 9, ke Kantor Kelurahan Sukasari dalam rangka verifikasi kartu multiguna. Pasalnya, para warga yang terdaftar sebagai peserta kartu multiguna ini tidak mernah mengklaim kartu multigunanya.
“Dari 12 orang yang diundang hanya 11 yang datang. Ketika dikonfirmasi, ternyata mereka tidak mengerti kalau sudah terdaftar sebagai pengguna kartu multiguna,” tandasnya, Jumat (21/10).
Dalam pecakapan tersebut, ia sempat membahas soal Pemilu Gubernur dan mesosialisasikannya. “Kita tanya mereka sudah tau apa belum siapa calon calonnya. Mereka sudah tahu semua. Tapi tidak ada sama sekali mengajak mereka memilih calon tertentu,” tambah Wawan.
Kemudian, ketika ditanya warga datang ke kantor Kelurahan naik apa? Mereka mengaku datang dengan menggunakan becak dengan ongkos sekitar Rp 5 ribu. Ia pun berinisiatif mengganti biaya transport warga dengan uang pribadi sebesar Rp 20 ribu per orang.
“Saya punya itikad baik untuk membantu, karena mereka sudah mengeluarkan biaya untuk datang ke kantor. Jadi saya SMS Sekkel untuk memberi mereka biaya ganti transport, nanti uangnya saya ganti,” kata Wawan.
Beberapa saat kemudian, salah satu warga yang diundang, Agus datang terlambat dan ikut bergabung denga warga lainnya. “Kebetulan pada saat dia datang, pas setelah kita akan memberikan biaya transport. Jadi dia juga langsung diberikan uang itu begitu saja. Dia tidak mengetahui pembicaraan sebelumnya,” terang Wawan.
Wawan mengaku tidak ada sama sekali upaya memberikan uang untuk mengarahkan warga memilih pasangan calon Gubernur tertentu. “Saya berani sumpah sebagai muslim, tidak melakukan politik uang. Biaya transport tersebut sebelumnya tidak disipakan, itu spontanitas saja karena tau mereka datang dengan mengeluarkan ongkos. Verifikasi kartu muliguna ini juga merupakan tugas saya sebagai Lurah untuk mendukung Program Pemerintah Kota Tangerang,” tandasnya.
Ia menilai, tudingan terhadap pihaknya dilakukan sebagai upaya untuk menjatuhkan kredibilitas institusi pemerintah. “Saya merasa kredibilitas institusi pemerintah Kota Tangerang sudah terkoyak atas tudingan ini. Jadi kita akan melakukan tuntutan balik kepada pihak yang melaporkan untuk tau siapa tokoh dibalik semua ini,” tandasnya.
Hal itu juga dibenarkan Eni, 70, warga RT 6/9, Kelurahan Sukasari, yang turut menghadiri undangan saat verifikasi kartu muliguna tersebut. “Ia, tidak ada kata-kata Pak Lurah yang mengajak memilih calon gubernur nomor urut 1, 2 atau 3. Uang yang dikasih itu untuk biaya saya pulang naik becak,” katanya.(RAZ)