TangerangNews.com
Refleksi di Hari Jadi Kota Tangerang Selatan
| Senin, 28 November 2011 | 18:29 | Dibaca : 115243
Drs. H. Abdul Rojak, MA/ Sekretaris MUI Kota Tangerang Selatan (tangerangnews / dokumen pribadi)
Penulis : Drs. H. Abdul Rojak, MA/ Sekretaris MUI Kota Tangerang Selatan
Tak terasa, 26 November 2011, Tangerang Selatan akan memasuki usianya yang ketiga sejak dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 yang lalu. Sepanjang tiga tahun itu pula, Kota Tangerang Selatan sudah empat kali berganti pemimpin.
Di masa transisi saat Kota Tangerang Selatan dilepas oleh wilayah induknya Kabupaten Tangerang, tercatat tiga orang Pelaksana tugas (Plt) Walikota Tangerang silih berganti memimpin kota kedelapan di Provinsi Banten. Dimulai dari dilantiknya Ir. H.M. Shaleh, MT, selanjutnya H. Eutik Suarta dan terakhir kepempinan Tangerang Selatan dijabat Plt. Walikota H. Hidayat Djauhari.
Di masa Hidayat Djauhari, rakyat Kota Tangerang Selatan berhasil menggelar Pemilukada pertama meskipun harus berakhir di sidang Mahkamah Konstitusi (MK). Walikota Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH, dan Wakil Walikota H. Benyamin Davnie merupakan pemimpin pilihan rakyat yang akan membawa harapan para pendiri Kota Tangerang Selatan serta segenap lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk membawa arah perubahan yang lebih baik untuk lima tahun ke depan.
Meskipun harus diakui, sampai dengan tahun ketiga Kota Tangerang Selatan berdiri, sudah banyak perubahan dan kemajuan yang telah dicapai di berbagai sektor pembangunan. Memang kenyataan yang ada saat ini cukup banyak juga harapan dan keinginan masyarakat yang belum sepenuhnya terealisasi secara maksimal. Lebih arifnya, bila kita perhatikan lima tahun ke belakang, kondisinya memang sudah cukup baik dan manfaat langsung yang dirasakan oleh masyarakat sudah dapat dinikmati dengan baik dengan berdirinya Kota Tangerang Selatan ini.
Baik di bidang infrastruktur, pendidikan maupun kesehatan pada tahun-tahun pertama Kota Tangerang Selatan berdiri terus ditingkatkan untuk menggerakan sektor perekonomian masyarakat maupaun dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bahkan memasuki usianya yang ketiga tahun ini, Tangerang Selatan berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dalam pengelolaan keuangan daerah. Prestasi yang sudah sepantasnya diberikan aprsiasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Mengutip kata sambutan Menteri Dalam Negeri H. Mardiyanto saat meresmikan Kota Tangerang Selatan dan melantik Plt Walikota Ir. H.M. Shaleh, MT pada tanggal 24 Januari 2009 silam, tujuan utama pembentukan Kota Tangerang Selatan adalah memperpendek rentang kendali birokrasi, meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dan percepatan pembangunan untuk masyarakat Tangerang Selatan (Sejarah Berdirinya Kota Tangerang Selatan: Abdul Rojak Dkk, Green Komunika 2010). Mengamati realita Kota Tangerang Selatan saat ini dengan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan masih cukup banyak persoalan di Tangerang Selatan yang harus dibenahi.
Tangerang Selatan Hari Ini
Kota Tangerang Selatan kini menjadi magnet baru tumbuhnya perekonomian di sektor investasi, perdagangan, dan jasa yang sangat cepat di Provinsi Banten. Memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan, Tangerang Selatan bisa dikembangkan menjadi kota perdagangan, kota jasa, kota pendidikan, kota teknologi, ataupun kota wisata. Didukung ketersediaan infrastruktur yang cukup baik yang memang telah dikembangkan oleh sejumlah pengembang besar seperti pengembang BSD City atau Bintaro Jaya atau juga Alam Sutera yang di dalamnya terdapat pusat-pusat perbelanjaan serta pusat bisnis, Tangerang Selatan sangat memungkinkan dikembangkan menjadi kota belanja.
Di tambah perkembangan saat ini, tumbuh dan berkembangnya restoran dan aneka rumah makan di setiap sudut kota, Tangerang Selatan sangat berpeluang menjadi kota kuliner. Belum lagi, telah banyak berdiri sekolah-sekolah dengan standar nasional maupun internasional serta perguruan tinggi, sangat mungkin kota yang memiliki luas 147,19 Km2 ini sebagai kota pendidikan.
Mencermati maju dan berkembangnya Tangerang Selatan sebagai parameter pertumbuhan perekonomian di Banten belum menyentuh secara riil kebutuhan dasar masyarakatnya. Tangerang Selatan sebagai wilayah perkotaan yang terus berkembang, memang sejak awal dikembangkan oleh investor yang melirik wilayah ini sebagai Tangerang Selatan belum ada upaya yang lebih serius mengimbangi perkembangan pembangunan di wilayahnya yang memang digerakkan oleh investor.
Sejumlah persoalan masih menggelayuti Kota Tangerang Selatan sampai dengan hari ini. Masalah pengelolaan dan penanganan sampah kota, kemacetan yang semakin sulit dikendalikan, terus melambungnya biaya pendidikan untuk masyarakat, pengelolaan pasar tradisional, sampai persoalan sulitnya lahan yang akan dimanfaatkan untuk fasilitas umum maupun gedung pemerintahan. Belum masalah reformasi kerja birokrasi yang belum memiliki orientasi kerja untuk kepentingan rakyat dan kemajuan wilayahnya.
Marilah kita merenung sejenak dengan perjalanan Kota Tangerang Selatan di Hari Jadinya yang ketiga ini. Apakah pemerintahan yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan semangat memperpendek rentang kendali birokrasi, sudahkah pelayanan untuk masyarakat mengutamakan kualitas dan efisiensi waktu.
Tepatkah bila kita menilai pembangunan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat Kota Tangerang Selatan. Refleksi di Hari Jadi Kota Tangerang Selatan ini sudah sepantasnya pemerintahan daerah Kota Tangerang Selatan saat ini mengevaluasi program kerja yang telah berjalan dan mengutamakan kualitas serta kuantitas pelayanan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Melihat ke belakang sebagai sebuah pembelajaran dan bertindak ke depan demi untuk kemajuan masyarakat Tangerang Selatan sebagai sebuah upaya untuk mengangkat wibawa pemerintahan daerah di mata rakyatnya dan memperlakukan rakyat sebagai subyek yang memiliki peranan yang sama dalam menentukan kemajuan daerahnya adalah sebuah refleksi untuk terus bekerja dalam bingkau membangun dan memajukan kota kita yang tercinta ini.
Karena pada dasarnya, pelayanan publik yang diberikan pemerintahan daerah seyogyanya berorientasi pada kebutuhan serta rasa aman dan nyaman. Selain itu, keutamaan prinsip pelayanan publik adalah better, cheaper, faster, serta simpler. Dengan begitu, pelayanan untuk menjadikan masyarakat berperan seimbang dalam pemenuhan hak serta kewajibannya sebagai warga dapat dipenuhi oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Tiga indikator penting yang mensyaratkan pemerintahan daerah sebagai badan publik dapat memenuhi indikator sebuah pelayanan publik yakni:Responsivenessatau daya tanggap penyedia layanan terhadap keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan.Responsibilityatau proses pemberian layanan publik dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi dan organisasi yang benar atau telah ditetapkan. Accountabilityatau ukuran yang menunjukan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kepentingan stakeholderdan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.
Tangerang Selatan ke Depan
Di Hari Ulang Tahun Kota Tangerang Selatan yang ketiga, banyak harapan yang digantungkan rakyat kepada pemerintah daerah. Tidak hanya sebatas maju dalam perspektif fisik, namun lebih dari itu menyiapkan sumberdaya manusia Tangerang Selatan yang unggul, berkualitas, berwibawa, berpikir moderat serta religius secara perilaku dan tindakan.
Persoalan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan serta fasilitas untuk masyarakat yang masih menggelayut kota ini harus dibenahi dengan penuh dedikasi, terencana, dan tepat pada hasil yang akan dicapai melalui program-program kerja yang akan dijalankan. Semoga harapan dari seluruh rakyat Tangerang Selatan dengan kenyataan yang akan dipenuhi pemerintah daerahnya berjalan sesuai dengan keinginan kita semua. Semoga.
Selamat Hari Ulang Tahun Kota Tangerang Selatan.