TangerangNews.com
Mimpi Mobil Nasional
| Selasa, 7 Februari 2012 | 23:59 | Dibaca : 1848
Penulis : Ferry Ferdiansyah
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Mercubuana Jakarta Program Studi Magister Komunikasi
"Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia.” Kalimat ini kerap di ucapkan berulang-ulang setiap memperingati hari kepemudaan, maupun untuk meningkatkan rasa kebersamaan di negeri ini.
Jika dilihat dari kenyataan, kalimat Bung Karno ini memang patut diacungkan jempol dan dijadikan acuan untuk membangun negeri. Mengingatkan kita, bahwa masa depan bangsa dan negara Indonesia ini terletak di tangan generasi muda. Inilah generasi yang akan menjawab berbagai tantangan di masa yang akan datang.
Beberapa waktu lalu, diberitakan bagaimana kemampuan pemuda negeri ini mempersembahakan maha karya terbesar untuk bangsa ini. Sebuah maha karya di bidang industri otomotif. Dalam menyikapi permasalahan ini, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, meminta Kementerian Perindustrian untuk menggalakan produksi mobil Esemka.
Diharapkan, mobil buatan anak bangsa yang masih duduk di bangku SMK ini dapat menjadi produk nasional. Inovasi oleh anak-anak bangsa ini membuktikan kapasitas generasi muda Indonesia tidak kalah jika dibandingkan negara lain. Penulis berpendapat, kehadiran mobil Esemka merupakan momen tepat bagi Indonesia untuk secara serius mewujudkan mimpi memiliki mobil nasional.
Kemampuan di Tengah Badai
Pemanfaatan kekayaan alam, berdasarkan konstitusi yang berlaku di negeri ini, sudah sepatutnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Apa lagi selama ini Indonesia di kenal memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Sungguh disayangkan, jika dalam pengelolaanya tidak diperuntukan untuk kesejahteraan rakyat.
Selama ini, terkesan bahwa keterbatasan sumber daya manusia dinegeri ini, menyebabkan, pengelolaan kekayaan alam, harus diserahkan kepada pihak asing. Dengungan ke tidak mampuan ini lah, yang dijadikan senjata pamungkas untuk membiarkan kekayaan negeri ini di eksploetasi dan di bawa ke negara lain.
Namun, berjalannya kemajuan jaman, yang ditandai semakin majunya teknologi, membuktikan bahwa bangsa ini mampu mengolah kekayaan alam. Bahkan, meningkatkan produktifitas kemampuan untuk meningkatkan kehidupan bangsa.
Kiat Esemka Dan Esemka Digdaya yang dibuat pelajar SMK Negeri 2, Solo, merupakan salah satu bukti nyata. Sebuah bukti yang menandakan, bahwa pemuda di negeri ini mampu menunjukan kepada dunia. Bahwa bangsa Indonesia, bukan lah bangsa yang bodoh, bangsa yang hanya bisa menikmati hasil karya negara lain, tanpa bisa menghasilkan karya.
Karya ini, merupakan sebuah langkah maju bagi kebangkitan industri otomotif di tanah air ini. Seperti kita ketahui, selama ini industri otomotif berkembang pesat, namun fakta menunjukan bahwa produk asing lah yang kerap kita jumpai dalam keseharian.
Kenyataan ini menjadikan bangsa Indonesia di cap sebagai negara dengan tingkat konsumen tertinggi. Toyota Motor Corporation merilis penjualan Toyota di Indonesia pada Februari 2009 berada di peringkat ketujuh dunia dengan meraih angka 13.839 unit. Di Asia Tenggara, posisi Indonesia berada di peringkat kedua di bawah Thailand.
Apa lagi, selama ini, sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian di negeri ini. Pada masa krisis global melanda kisaran 2008-2009, justru pasar industri otomotif beserta komponennya tumbuh subur. Pada hal di era tersebut, industri manufaktur justru mengalami hambatan. Sejak semester II 2009, industri otomotif nasional mulai bergairah setelah terkena dampak krisis ekonomi global 2008, yang membuat penjualan 2009, turun 20%.
Penjualan otomotif 2010, dapat dipastikan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah otomotif di negeri ini. Sampai dengan Oktober 2010 saja, penjualan mobil telah mencapai 625.000 unit, melewati rekor sebelumnya di 2008 yang mencapai 603.000 unit.
Perkembangan dan kemajuan industri otomotif Indonesia dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan bakal menjadi yang terbesar di Asia, bahkan dunia . Hanya saja, sampai saat ini industri otomotif (mobil) tanah air tidak pernah menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Sedangkan, pada November 2011 Prediksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), memperkirakan penjualan mobil pada tahun lalu berkisar 850.000 - 870.000 unit. Sedangkan untuk tahun ini diperkirakan menyentuh angka 800.000
Pertumbuhan ekonomi yang semakin positf pun membawa tantangan tersendiri yang harus di hadapi mobil nasional. Pertumbuhan ini menyebakan masuknya investor yang mengiginkan berinvestasi dinegeri ini seperti Suzuki, Toyota, Daihatsu, Hyundai, dan Nissan
Mewujudkan Impian
Untuk mewujudkan impian dan menghadapi tantangan tersebut, diperlukan sebuah dukungan yang kuat dari seluruh komponen bangsa. Tentu saja kehadiran ESEMKA ini, memicu tanggapan yang pro maupun kontra. Ada yang sudah pesan, ada juga yang menunggu hasil uji. Kenyataan ini memicu animo tersendiri bagi masyarakat luas. Namun, secara kasat mata saja kita sudah diyakinkan potensi kedua mobil tersebut. Meski belum melewati tahapan uji kendaraan dengan lengkap, keyakinan publik terhadap produk lokal ini bisa dikatakan sangat besar.
Seperti kita ketahui, esemka, bukanlah mobil pertama yang berhasil diciptakan oleh anak-anak muda Indonesia. Beberapa mobil nasional yang menjadi pendahulu Kiat Esemka diantaranya, Komodo, Tawon, GEA, Marlip, Maleo, Wakaba, Timor dan Esemka Digdaya. Namun, sangat disayangi, mobil-mobil karya anak bangsa ini tidak mendapatkan perhatian yang cukup luas dari masyarakat di negeri ini. Memang, kita akui, pada akhirnya untuk memasuki dunia pemasaran otomotif, harus menghadapi banyak tantangan serta rintangan yang menghinggapi mobil nasional ini.
Untuk menjawab tantangan serta memenangkan pertarungan pasaran otomotif, diperlukan perhatian khusus dari masyarakat luas. Bukan sebatas sanjungan yang diberikan semata, tetapi dukungan secara penuh akan hasil karya ini.
Dalam menyikapi permasalahan ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan berpendapat, bahwa pengembangan mobil-mobil buatan dalam negeri seperti yang kini marak dilakukan oleh sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di berbagai daerah di Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak
Penulis berpendapat, pernyataan ini tidak berlebihan jika kita melihat dari kenyataan. Jangan sampai Esemka harus mengalami nasib yang sama seperti pendahulunya yang hanya mencuat diawalan dan dalam perjalanan harus mengalami nasib yang naas.
Kehadiran mobil nasional ini setidaknya mewujudkan impian bangsa ini akan keinginannya memiliki mobil nasional selama ini bangsa ini hanya menjadi konsumen produk mobil impor dari luar negeri atau sebagai konsumen mobil buatan negara lain yang kebetulan asemblingnya ada di Indonesia. Apa lagi, dalam pembuatan mobil nasional ini, di motori oleh para penerus bangsa. Setidaknya maha karya ini menjawab pernyataan Soekarno bahwa kelangsungan hidup bangsa ada di pundak pemuda dan ditangan pemuda lah pada akhirnya negara ini di tentukan. (*)