TangerangNews.com
Disiksa, PRT di Taman Cibodas Polisikan Majikan
Borgol (tangerangnews / dens)
TANGERANG – JB ,17, pembantu rumah tangga (PRT) asal Kampung Apun,Desa Winara, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang melaporkan majikannya Kristin Siregar, ke Polres Metro Tangerang, Sabtu malam (3/3). Pasalnya, selama bekerja ia kerap disiksa dan dan tak kunjung diberi gaji.
Informasi yang diterima wartawan, akibat penyiksaan itu, JB yang bekerja belum genap tiga bulan di rumah Kristin Siregar di Perumahan Taman Cibodas, Perum 4, Jl. Jambu Raya, Gg. Belimbing, Kota Tangerang, mengalami luka lebam di sekujur mukanya, dan juga telinganya.
“Saya dipukul dengan besi, ditendang, ditonjok.Bahkan setiap harinya saya hanya diberi makan nasi 3 sendok makan dan minum dengan air mentah,” katanya yang dihubungi wartawan, Minggu (4/3).
Menurut JB, dirinya mulai menerima siksaan majikannya ketika baru bekerja 5 hari. Ia dituduh memukul anak majikannya, Valent (4). Dan sejak saat itu, meski dirinya terus meyakinkan kepada majikannya tidak pernah melakukan tindakan yang dituduhkan, dirinya selalu mengalami siksaan majikannya.
Seperti, katanya, menerima pukulan dengan besi, ditendang, diinjak, ditonjok, bahkan sering telinganya dijepit hingga mengeluarkan darah. “Pertama kali saya dipukul saat baru kerja lima hari. Saya dituduh memukul anaknya, padahal saya tidak berani memukul anaknya,” kata JB lirih.
#GOOGLE_ADS#
JB juga mengungkapkan, perhiasan miliknya, yakni anting-anting seberat 1,5 gram, juga diambil majikannya. Bahkan sejak penyiksaan itu dimulai, dirinya tidak lagi tidak digaji, meski sudah tiga bulan lamanya bekerja bersama Kristin.
“Harusnya saja menerima digaji Rp450 ribu per bulan seperti dijanjikan. Tapi, bagaimana lagi? Saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya tak bisa menelpon karena tak bisa keluar, kunci rumahnya selalu di gembok dan saya ditinggal sendirin dirumah kalau majikan saya keluar,” ungkapnya.
Karena tak kuat menanggung derita, akhirnya BJ meminta untuk dipulangkan ke rumah keluarganya di Kolelet, Desa Kolelet Wetan, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Namun sayang, untuk pulang ke rumah, BJ hanya dibekali uang Rp 50 ribu. “Ia sampai sini dalam keadaan tersungkur tak berdaya.Dengan pakaian yang kumal,tubuhnya penuh luka dan berdarah,” kata Sarnala (39), orantua BJ korban.
Melihat kondisinya yang demikian miris, Sarnala yang berprofesi sebagai buruh tani tak menerimanya. Dia pun segera melaporkan kejadian itu kepada aparat kepolisian Polres Metro Tangerang Sabtu malam (3/3), sekitar pukul 23.0o WIB. “Saya tidak terima anak saya disiksa dengan sangat keji, ia bekerja tulus malah tidak diberi gaji. Saya minta polisi mengusut tuntas tindakan penganiayaan yang dilakukan terhadap anak saya,” pintaya. (SNS)