TANGERANG - Pendidikkan di Kabupaten Tangerang rusak, hal itu terjadi lantaran aksi anarkis yang dilakukan pelajar yang mengakibatkan tewasnya salah satu pelajar.
Sekretaris Dewan pendidikan Kabupaten Tangerang Memed Chumeidi ketika dihubungi
tangerangnews.com, Senin (30/7), mengatakan, bahwa tawuran pelajar tersebut terjadi lantaran kurang optimalnya pengawasan pihak sekolah.
"Meski pun di luar lingkungan sekolah pelajar bukanya lagi menjadi tanggung jawab sekolah, tapi seharusnya ada pengawasan lebih, seperti memberikan tambahan pendidikan moral untuk para remaja," katanya.
Memed mengatakan, selain pengawasan dari pihak sekolah, para orang tua dan wali murid harus memberikan perhatian lebih terhadap para anak-anaknya.
"Orang tua juga harus memberikan perhatian pada anak-anaknya, misal memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Karena sikap remaja rentan ditentukan oleh lingkungannya," tegasnya.
Memed menyayangkan, kalau sampai saat ini aksi anrkis pelajar masi kerap terjadi. "Saya tidak bisa bayangkan bagaimana nantinya mutu pendidikan ke depannya, padahal kami dari dewan pendidikkan sering kali membahas masalah tawuran pelajar, namun sering kali kecolongan," katanya.
Sementara itu Kepala Seksi (Kasi) Organisasi Kepemudaan di Dinas pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Kabupaten Tangerang Muhamad Bayuni mengatakan, untuk menghindari terjadinya hal tersebut kegiatan remaja harus diperbanyak.