TANGERANGNEWS.com-Sekitar 4.000 santri Pondok Pesantren Dar-Al Qolam Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang diisolasi di kompleks pondok pesantren, menyusul adanya dugaan sekitar 40 santri pesantren tersebut terinfeksi virus flu babi (H1N1).
Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang Yoelly Soenar Dewjanti mengatakan, ribuan santri di Pondok Pesantren itu mengalami demam yang gejalanya mirip dengan gejala orang yang terserang flu babi.
“Atas dasar pemeriksaan awal dari 40 orang santri itu lah, kami melarang ribuan santri itu untuk keluar dari area pesantren. Karena ada sebagian dari teman mereka diduga suspect flu babi," ujar Yoelly kepada TANGERANGNEWS, petang ini.
Dia mengungkapkan, kecurigaan awal dari adanya laporan warga setempat kalau di pesantren tersebut banyak santri yang mendadak sakit. Setelah menerima informasi tersebut, petugas Puskesmas setempat bersama dokter dari Dinkes Kabupaten Tangerang pada Kamis (16/07) lalu langsung mendatangi lokasi. Diluar dugaan, kedatangan tim Dinkes Kabupaten Tangerang ternyata ditolak pihak pondok pesantren tersebut.
“Mereka tidak kooperatif. Alasannya, mereka sudah memiliki tim dokter sendiri dan klinik sendiri,” ujarnya. Lalu, dengan berbagai cara. Akhirnya, petugas puskemas dan Dinkes berhasil membujuk para santri untuk membuka diri. “Saat itu kami mendapati banyak diantara mereka yang deman tinggi,” ungkapnya.
Ditanya apakah para santri itu ada kontak dengan babi, Yoelly menjelaskan, para santri yang terserang itu umumnya adalah warga luar Tangerang. Dan, mereka adalah santri yang terhitung murid baru dalam penerimaan siswa baru. “Mereka ada yang dari Lampung, Kalimantan dan luar jawa,” katanya.
Ribuan santri itu baru akan dibebaskan pada Selasa (21/07) dengan catatan mereka hasil pengambilan sampel darah atas 40 santri di sana seluruhnya terbebas dari virus flu babi. Jika tidak, kata dia, maka mereka terancam akan diisolasi hingga negatif.
Saat ditanya kenapa harus menunggu hingga Selasa (21/07), dirinya mengatakan, sebab di Litbangkes hari Sabtu dan Minggu libur. “Sehingga, kami harus menunggu sampai Selasa, itu pun kalau tidak disela oleh ribuan sampel darah dari daerah lain,” ungkapnya. (Derby Amanda Luthfiny)