TangerangNews.com

Rusuh Unpam, Bukti Polres Tangsel Mendesak

| Kamis, 18 Oktober 2012 | 21:46 | Dibaca : 2904


Mahasiswa Unpam bentrok dengan polisi. (tangerangnews / ferdi)




TANGERANG
-Bentrokan Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) dengan polisi dinilai sebagai bukti kurangnya pengayoman. Bentrokan yang terjadi, Kamis (18/10) siang itu karena pendekatan kepolisian dengan komunitas kampus dan masyarakat tidak erat.

    Kejadian ini mungkian tidak akan terjadi jika, ada Polres Tangsel. Tokoh Kota Tangsel  Zakasih Nur mengatakan, karena belum ada polres di Kota Tangsel jarak antara mahasiswa dengan kepolisian menjadi lebih jauh. "Sehingga, upaya pendekatan tidak maksimal. Karena polisi tidak dekat dengan mahasiswa," katanya.

    Ini bisa terlihat, mahasiswa tak mau berdialog dengan  Wakapolri Komjen Nanan Sukarna yang datang ke Unpam. Mereka lebih memilih terus berorasi menolak kedatangan Nanan ke kampus itu, hingga akhirnya berujung bentrok.
    Sepekan lalu di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat Timur, Nanan menyatakan, pembentukan Polres Tangsel belum perlu. Alasannya, Polri tidak punya anggaran untuk membangun gedung. Sehingga, untuk pengamanan wilayah Tangsel akan dikuatkan dengan menambah personel polsek.
    Zarkasih melanjutkan, upaya pengayoman kepada mahasiswa jika hanya dilakukan oleh anggota sekelas polsek tentu saja akan berbeda dengan polres. Jumlah personel, kompetensi dan kualitasnya pun, pasti jauh berbeda. Akan lebih kuat pengaruhnya, jika pendekatan kepada kelompok mahasiswa dan kelompok masyarakat lainnya dilakukan kapolres dengan pangkat kombes.
 
"Bisa jadi, ini terjadi karena upaya pendekatan dengan mahasiswa ini juga tidak terjalin," paparnya.
    Maka dari itu, kata Zarkasih, keberadaan Polres di Kota Tangsel sangat dibutuhkan. Dengan adanya polres, kata Zarkasih minimal insinden itu bisa tertangani dengan cepat. "Kalau menurut warga tentu saja polres sangat dibutuhkan," ujar mantan  Menteri Koperasi dan UKM era Presiden Gus Dur ini.