TangerangNews.com
Pembebasan tol Kunciran-Jombang baru 4%
| Sabtu, 27 Oktober 2012 | 13:07 | Dibaca : 4468
Ilustrasi bukaan tol Tangerang-Jakarta. (tangerangnews / dira)
TANGERANG-Pembebasan lahan proyek tol Kunciran-Jombang sepanjang 11,2 Km progres-nya dinilai masih lambat. Hingga saat ini, pembayaran ganti rugi kepada para pemilik tanah baru mencapai 4 persen. Hal ini disebabkan warga meminta mematok harga tinggi.
"Dari pelaksanaan pembebasan lahan untuk tol Kunciran- Jombang sejak Agustus lalu itu, baru 4 persen yang terealisasi. Tetapi, kami optimis ini akan selesai 2013 nanti," kata Nowo Tri Prastiyo dari Kementerian Pekerjaan Umum, hari ini.
Warga masih mempertahankan harga tanah dan bangunan mereka dengan harga Rp 4 juta/ meter persegi.
Sedangkan dari Kementerian Pekerjaan Umum memberikan penawaran, lahan kosong mulai dari Rp 1,3 juta/meter persegi hingga Rp 1,7 juta/meter persegi.
Dalam pertemuan yang ketiga kalinya di Aula Kelurahan Parigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, Kamis (25/10) itu. Warga masih banyak yang mempertanyakan perbedaan harga dengan sistem zona. Warga berharap harga lahan mereka disamaratakan.
“Berdasarkan apa P2T (panitia pengadaan tanah) membedakan harga tanah kami dengan sistem zona. Jika tanah kami dihargai seperti itu, apa bisa untuk membeli di tempat lain? Sedangkan harga tanah sekarang semakin tinggi," kata Suratman ,60, salah satu warga RT 02/06, Kelurahan Parigi Baru.
Suratman akan tetap mempertahankan harga tanahnya di harga Rp 4 juta/m2. “Jika P2T tidak bisa memenuhi harga yang kami tawarkan, kami akan tetap bertahan, karena tanah ini milik leluhur kami yang harus kami pertahankan,” lanjut pria yang mengaku memiliki lahan seluas 2.000 meter persegi itu.
Hal senada dikatakan Pandu. Dia mengaku memiliki lahan 4.000 meter persegi di kelurahan Parigi Baru. "Kami bukannya tidak peduli dengan pembangunan. Namun, seharusnya dalam pengambilan keputusan ini jangan sampai warga dirugikan," katanya.
Menurut Pandu, harga lahan yang ditawarkan itu tidak akan bisa untuk mencari lahan baru. "Jika harganya tidak sesuai, gimana kami bisa mencari lahan di tempat lain? Sementara harga tanah di tempat lain sudah lebih mahal," terangnya.
Salah satu tim apresial, Radian mengatakan, sistem zona yang diterapkan oleh tim apresial dalam pembebasan lahan jalan tol Jombang-Kunciran untuk wilayah Kelurahan Perigi Baru masih banyak terdapat persawahan. Karena itu Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) nya berbeda. “Selain NJOP dan harga pasar yang berbeda, tim kami juga membuat kebijakan perbedaan nilai harga di masing-masing zona,” tuturnya.
Sementara itu, dari Kementerian PU Rohayati menjelaskan, pembahasan lahan ketiga kalinya di Kelurahan Parigi Baru itu untuk warga yang berada di zona 1. Panitia Pembebasan Tanah (P2T), menghargai tanah warga sebesar Rp 1.750.000/m2, zona dua Rp 1.200.000/m2 dan zona 3 sebesar Rp 600 ribu/m2.
Sedangkan harga untuk bangunan rumah permanen Rp 2,4 juta. “Harga tersebut berdasarkan hasil kajian tim. Kami sebagai pelaksana teknis di lapangan hanya menyampaikan sesuai dengan ketentuan juklak dan juknis,” jelasnya.
Dari sekian banyak warga yang menolak pembebasan lahan untuk jalan tol ini, dengan alasan harga. Namun ada juga yang setuju menerima ganti rugi lahan jalan tol tersebut. Pantauan di lapangan, sedikitnya 10 warga asal Kelurahan Jombang dan Perigi Baru mendatangi kantor Sekretariat Pembebasan Tanah di jalan Kalimantan, RT 04/12 Perumahan Villa Bintaro, Blok B3 Nomor 19A, Kelurahan Jombang, kecamatan Ciputat, Kota Tangsel.
Menurut Nowo Tri Prastiyo, untuk pembayaran lahan dilakukan dengan sistem transfer melalui Bank BRI. "Pembayaran kami lakukan dengan sistem transfer, agar lebih mudah dan aman," ungkapnya.