TangerangNews.com
Komplotan Pemeras ABG Didor di Serpong
| Senin, 25 Maret 2013 | 21:34 | Dibaca : 2744
Senpi rakitan. (tangerangnews / fuad)
TANGSEL– Lantaran coba melawan dan menghindari kejaran polisi, DD (24), DR (33), dan RZ (35), tiga komplotan pelaku pencurian dengan kekerasan terhadap Anak Baru Gede (ABG) terpaksa ditembak Tim Bser Polsek Serpong. Selain itu, ketiganya harus mendekam di penjara akibat perbuatannya.
Terungkapnya aksi para pelaku ini bermula dari laporan yang disampaikan korban, D (18). Korban sendiri merupakan mahasiswa Univeritas Pamulang (Unpam). “Kami mendapat laporan dari korban, setelah sebelumnya dibawa pakai taksi dan dibuang di tol Pondok Aren,” ucap Kompol Leganek Mawardi, Kapolsek Serpong, Senin (25/3).
Dari keterangan korban, lanjut Leganek, aksi para pelaku ini bermula saat korban hendak jalan-jalan di ITS BSD. Namun, sesampainya di parkiran, motor, tiba-tiba korban didatangi oleh tiga orang pemuda, dan menuduh korban telah memukuli anak bosnya. Tanpa basa-basi, korban dibawa tiga pelaku masuk ke dalam taksi.
“Di dalam taksi itu korban dianiaya, dan diambil ATM-nya. Selanjutnya oleh para pelaku, ATM itu dikuras hingga habis, sekitar Rp2,2 juta. Bukan hanya itu, setelah membuang korban di tol Pondok Aren, para pelaku juga mengambil motor Vixion milik korban. Kemudian korban melaporkan kejadian itu kepada kami,” papar Leganek.
Dari keterangan korban, polisi kemudian mengidentifikasi ciri-ciri para pelaku. Dengan bantuan korban pula, Tim Buser akhirnya menemukan keberadaan para pelaku di tiga tempat yang berbeda. Yakni, di BSD, Cipulir, dan Ciledug. “Saat akan ditangkap, ketiganya sempat melakukan perlawanan. Makanya, tim buser pun menembak kaki pelaku, setelah sebelumnya memberikan tembakan peringatan,” singkatnya.
Leganek mengingatkan soal modus operandi pelaku agar dapat dijadikan pelajaran masyarakat. Pelaku sengaja menuduh korban-korbannya telah melakukan tindak pemukulan bos para pelaku dan kemudian membawanya masuk ke dalam taksi. Saat itulah, para pelaku memeras harta benda milik korban-korbannya. “Perbuatan ini bukan pertamakalinya dilakukan pelaku. Mereka profesional dan targetnya selalu para ABG,” singkatnya. (KUN)