TANGERANGNEWS.com-Cedera lutut merupakan masalah yang kerap sering terjadi dalam olahraga, terutama yang mengharuskan menggunakan pergerakan kaki seperti basket, sepak bola, tenis, dan badminton.
Kerap kali masyarakat Indonesia yang mengalami cidera lebih memilih diobati dengan cara diurut. Hal ini, selain karena sudah menjadi budaya turun temurun, juga lebih murah biaya pengobatannya dibanding harus ke dokter.
Adapun beberapa jenis cedera lutut yang sering menyerang atlet atau penggemar olahraga mulai dari keseleo, patah tulang lutut, cedera meniskus, dislokasi lutur, sampai cedera ACL.
Sebenarnya Bolehkah Jika Cedera Lutut Diurut?
dr. Ricky Edwin P. Hutapea, Sp.OT (K) Hip & Knee, Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi RS Eka Hospital BSD mengatakan tidak ada masalah melakukan urut jika tujuannya sesuai.
Namun demikian, metode ini tidak bisa dilakukan untuk menangani cedera lutut.
"Karena mengurut hanya dapat memperburuk kondisi cedera, seperti area bengkak yang bisa semakin membesar, hingga jaringan-jaringan ikat yang ada di dalam akan meradang," katanya, Rabu 28 Juni 2023.
Menurutnya, penanganan pertama cedera lutut bisa diatasi dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression dan Elevation) yakni istirahat, kompres dengan es, lalu jika tidak membaik baru dilakukan penanganan medis.
Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain).
Terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera sampai dengan ±48 jam setelah cedera terjadi. Sebab, dapat membantu penyembuhan jaringan setelah mengalami cedera dan mencegah cidera lebih lanjut.
"Setelah cedera terjadi, area periode penyembuhan biasanya memakan waktu 3 - 6 minggu apabila cedera yang dialami bersifat ringan," ujar dr. Ricky.
Kapan Harus ke Dokter?
dr. Ricky mengungkapkan apabila kondisi cedera semakin bertambah parah setelah 3 hari, segera hubungi bantuan medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Ada beberapa metode penanganan cedera lutut yang dapat ditawarkan oleh dokter, untuk menangani cedera berdasarkan jenis dan penyebabnya.
"Salah satu metode yang dapat ditawarkan yaitu operasi artroskopi, yaitu prosedur pembedahan yang digunakan dokter untuk melihat, mendiagnosis, dan menangani masalah di dalam sendi," ungkapnya.
Dijelaskannya, metode ini merupakan operasi kecil dan dilakukan secara rawat jalan yang berarti pasien bisa melaksanakan operasi dan pulang pada hari yang sama.
Biasanya artroskopi direkomendasikan untuk pasien yang mengalami peradangan pada sendi, cedera sendi, dan kerusakan sendi seiring waktu.
"Pasien dapat menjalani artroskopi pada sendi manapun, namun metode ini sering dilakukan pada penanganan sendi lutut," paparnya.
Saat masa pasca operasi, pasien akan diminta beristirahat 3 - 6 minggu dan menghindari melakukan aktivitas-aktivitas fisik, namun masih bisa melakukan aktivitas kecil di rumah.
Setelah masa pemulihan pasien selesai, mungkin pasien akan diminta untuk menghindari aktivitas berat seperti berolahraga terlebih dahulu.
"Lalu akan direkomendasikan mengikuti terapi lebih lanjut seperti rehabilitasi medik, untuk mendapatkan kembali fungsi lututnya secara perlahan," terang dr. Ricky.