TANGERANG-Jenazah Aiptu Kus Hendratma ternyata berada di dalam Avanza yang dikendarai
Bripka Ahmad Maulana, usai Kus ditembak mati oleh para pelaku di Jalan Graha Raya tak jauh dari Polsek Pondok Aren dan Masjid Bani Umar, Pondok Aren, Kota Tangsel. Ironisnya, Ahmad Maulana pun kemudian menjadi korban penembakan hingga tewas juga.
Itu dikatakan oleh Lies Kristiani, kakak ipar Kus saat ditemui di kediamannya, yang terletak di RT 02/04 Nomor 50A, Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kota Tangsel, Selasa (20/08) siang.
“Kus yang ditembak tepat di tulang belakang lehernya itu, sempat membuka helm untuk kemudian sujud. Tak lama berselang, muncul tiga orang temannya, dan membawa ke mobil. Kemudian, mereka mengejar pelakunya dan satu orang temannya yang menyelamatkan itu adalah korban kedua, yang tewas itu, ” terang Lies.
Menurut Lies itu dia ketahui dari Warsito sepupunya yang bertugas di Polda Metro Jaya.
“Temannya yang menjadi korban kedua itu mengangkat Kus bersama teman lainnya. Lalu dimasukan ke dalam mobil itu,” ujar Lies.
Kus yang lahir pada 1 Desember 1969 itu adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dia dikenal supel dan sangat menyayangi keluarga.Sebelum peristiwa itu terjadi,ketika dia akan berangkat dinas.Menurut Lies, korban sampai tidak berani membangunkan istrinya yang tengah tidur.
“Dia (Kus) tidak izin pamit mau berangkat apel ke Polsek. Dia hanya berpesan kepada anaknya Adam, agar kunci pintu dan ibu jangan dibangunkan, kasihan karena ibu sedang tidak enak badan. Lalu dia izin pamit sama Adam,” ujarnya.
Itu dibenakan Adam, menurut Adam Anggota Seno,15, anak kedua Kus. Saat berangkat ayahnya itu memang menggunakan seragam lengkap.
“Bapak pakai baju seragam, menggunakan motor dan berjaket. Saat pamit ke saya, bapak minta ibu jangan dibangunkan. Saya disuruh jaga rumah, kunci pintu. Itu kata terakhir dari bapak,” terangnya.
Kus meninggalkan tiga orang anak, yakni anak pertama mereka Adrian Wibisono,17, Adam Anggoro Seno,15, dan Anindia Cesta Kintamani,7.