Connect With Us

Korban Situ Gintung Sambut Dana Bantuan

Denny Bagus Irawan | Kamis, 22 Oktober 2009 | 08:06

Situ Gintung. (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)

TANGERANGNEWS-Setelah tujuh bulan hidup diombang-ambing ketidakpastian, penantian panjang ratusan warga korban tragedi Situ Gintung berakhir juga. Besok, Jumat (23/10), warga dijadwalkan bakal menerima bantuan dana segar dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel).

 

Dan, rencana itupun disambut gembira oleh mayoritas warga korban Situ Gintung. Meski sejatinya bantuan dimaksud tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti semula, tapi setidaknya bantuan itu bisa menjadi penyemangat bagi warga untuk menata kembali asa dan kehidupan yang kini terlanjur porak-poranda.

 

Adalah Ida Astuti (28), salah satu dari ratusan warga korban Situ Gintung yang tampak gembira menyambut rencana pencairan dana itu. Bahkan, demi menyambut turunnya dana, kini Ida sudah mulai menghitung-hitung berapa besar biaya material yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumahnya yang hancur di RT 04/08, No. 54, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel.

 

“Semuanya masih dipertimbangkan. Kalau memang memungkinkan, artinya bila bantuan yang nantinya diterima lebih dari Rp. 30 juta per Kepala Keluarga, kami ingin dana bantuan dari pemerintah itu digunakan untuk uang muka rumah baru. Tapi bila tidak atau kurang dari Rp.30 juta, kemungkinan akan kami gunakan untuk memperbaiki rumah lama yang saat ini rusak,” katanya.

 

Ida yang kini menetap bersama sang suami di Hunian Sementara (Huntara) Wisma Kertamukti I, No A-11, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel, mengaku tidak akan menggunakan dana bantuan tersebut untuk modal usaha.

 

Mengingat selama ini dirinya dan suami tidak menggantungkan hidup dari hasil usaha, melainkan dari hasil kerja (gaji suami). Berbeda dengan Ida yang sumringah menyambut akan turunnya dana bantuan, Khairul Rachmad, korban bencana Situ Gintung lainnya justru mengaku masih was-was menyambut rencana pencairan dana bantuan tersebut.

 

Kekhawatiran Khairul lebih disebabkan masih belum dilakukannya evaluasi terhadap jumlah korban bencana Situ Gintung yang benar-benar berhak mendapatkan bantuan.

 

“Sampai sekarang saya masih belum merasa tenang. Hal itu dikarenakan masih banyaknya jumlah korban siluman dalam tragedi Situ Gintung. Terlebih sampai kini Pemkot Tangsel masih belum melakukan evaluasi terhadap jumlah korban Situ Gintung,” kata Khairul.

 

Menurutnya, salah satu bukti masih belum tertibnya daftar korban Situ Gintung adalah, masih dimasukkannya hampir 150 nama nelayan situ Gintung dalam daftar korban bencana. Padahal, saat bencana terjadi para nelayan itu sedianya tidak mengalami kerusakan rumah atau kehilangan jiwa, melainkan hanya kehilangan dana Situ Gintung yang selama ini dijadikan sebagai lahan untuk mata pencarian.

 

Asda I Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Tangsel, Ahadi, yang juga Ketua Penanggulangan Bencana Situ Gintung, mengatakan realisasi pencairan dana untuk sebanyak 614 KK korban Situ Gintung kemungkinan besar akan dilakukan pada Jumat (23/10) besok. Besar dana yang akan di gelontorkan Rp. 4,9 miliar dari total 6,7 miliar anggaran dari sumbangan berbagai pihak yang kini berada di kas Pemkot Tangsel.

 

“Dari total 6,7 miliar dana yang ada, sebesar Rp. 4,9 miliar akan dibagikan kepada seluruh korban. Sedangkan sebesar Rp. 350 juta sudah dibagikan sebelumnya untuk keperluan THR para korban. Dan sisa anggaran Rp. 1,5 miliar yang berasal dari sumbangan Pemkab Tangerang belum bisa dibagikan menunggu pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)” kata Ahadi.

 

Terkait metode pencairan, lanjut Ahadi, akan dilakukan dengan sistem transfer. Nantinya para korban akan terlebih dahulu dibuatkan rekening dan ATM dari Bank Jabar. Selajutnya daa akan ditranfer ke rekening masing-masing korban untuk kemudian bisa digunakan sebagaimana mestinya. Ditanya tentang berapa besaran dana bantuan yang akan diterima masing-masing korban, Ahadi mengaku bahwa besaran tersebut masih akan dibicarakan dengan BPK. “Yang pasti, besaran dana bantuan yang akan diberikan akan disesuaikan dengan besar kerugian yang diderita para korban. Menurut Ahadi, pembahasan terkait besaran dana yang akan diterima oleh tiap korban akan digelar hari ini, Kamis (22/10). “Pastinya, besaran dana yang nantinya diterima korban akan berbeda-beda. Klasifikasi ditentukan oleh tingkat kerusakan masing-masing rumah.(Roedy PG)

OPINI
Gurita Korupsi, Praktik Culas Pertambangan “Si Emas Putih”

Gurita Korupsi, Praktik Culas Pertambangan “Si Emas Putih”

Senin, 15 April 2024 | 12:24

Jagat dunia maya tengah dihebohkan oleh kasus korupsi super besar yang terjadi baru-baru ini, yakni korupsi yang melibatkan suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis, serta Helena Lim sosok yang terkenal sebagai crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK).

KAB. TANGERANG
Usai Lebaran, 1.274 Pendatang Masuk ke Kabupaten Tangerang

Usai Lebaran, 1.274 Pendatang Masuk ke Kabupaten Tangerang

Jumat, 26 April 2024 | 22:48

Usai Lebaran 2024. sebanyak 1.274 jiwa penduduk baru tercatat datang ke wilayah Kabupaten Tangerang.

AYO! TANGERANG CERDAS
Buruan Daftar, Lulusan Institut Teknologi PLN Berkesempatan Langsung Kerja di Perusahaan

Buruan Daftar, Lulusan Institut Teknologi PLN Berkesempatan Langsung Kerja di Perusahaan

Jumat, 26 April 2024 | 10:48

Institut Teknologi PLN (ITPLN) menjadi salah satu perguruan tinggi incaran banyak mahasiswa untuk mengembangkan karirnya di masa depan.

PROPERTI
AMMAIA Ecoforest Hadirkan Hunian Eksklusif Sejuk dan Ramah Lingkungan di Tangerang, Mulai dari Rp1,8 Miliar

AMMAIA Ecoforest Hadirkan Hunian Eksklusif Sejuk dan Ramah Lingkungan di Tangerang, Mulai dari Rp1,8 Miliar

Rabu, 24 April 2024 | 21:36

Astra Land Indonesia (ALI) melalui kerjasama dua developer properti terkemuka Astra Property dan Hongkong Land, menghadirkan kawasan perumahan eksklusif bernama AMMAIA Ecoforest, di kawasan Suvarna Sutera, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill