TANGERANGNEWS- Pemerintah Kota Tangsel melalui Dinas Kesehatan Kota Tangsel,Kamis (22/10) melakukan pencanangan filariasis (kaki gajah). Hadir pada pencanangan tersebut hadir para pejabat waliokta Tangsel, kepala dinas, badan, bagian serta unsur masyarakat lainnya.
Dalam sambutannya, Penjabat Wali Kota Tangsel Shaleh MT mengatakan, Pemkot Tangsel sangat memperhatikan masalah kesehatan, salah satunya adalah dengan memberikan layanan kesehatan berupa pencanangan pengobatan massal filariasis (kaki gajah).
Menurut Shaleh Dalam pencanangan pengobatan massal ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua komponeen khususnya kepada Dinkes yang melaksanaakn kegiatan selama lima kalinya dan serentak di Kota Tangsel.
”Obat yang telah diberikan betul-betul dimanfaatkan. Jangan obat sudah diberi tapi disimpan,”katanya
Ia menambahkan selama ini yang berkembang di masyarkat kalau muncul penyakitnya baru sadar. Padahal pemerintah atau Dinkes sudah bersusah payah dan staf sudah membagikan obat. "Saya minta tolong kepada aparat desa dan kelurahan untuk dapat mengajak warganya untuk memanfaatkan obat yang sudah diberikan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala bidang pencegahan dan penyakit menular Kota Tangsel Dokter Nita Gilik MM mengatakan kegiatan pengobatan massal filariasisi untuk menurunkan angka kesakitan dan kecacatan akibat umum filariasisi dan mencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial, sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tujuan khususnya adalah menurunkan angka mikrifilaria (MF RATE ) dibawah satu persen mengurangi angka kesakitan akut, menurunkan insentitas infeksi, tidak bertambah kasus kronis yang baru dan penderita kasus kronis mampu menlong diri sendiri untuk membatasi kecacatan.
Meskipun begitu, pihaknya sudah berusaha maksimal semua tetap tergantung kepada masyarakat. Obat yang sudah kami berikan kalau tidak dimakan pun akan percuma saja. Obat ini memang memiliki efek samping terutama orang yang ada cacing filariasis di dalam tubuhnya. Efek sampingnya antara lain panas, demam, tapi itu tidak ada apa-apa. Ungkapnya (dedi)