TANGERANGNEWS-Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Tangerang Selatan memperpendek birokrasi perizinan diwilayah itu. Pemangkasan waktu proses pengurusan perizinan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan perizinan dan mengejar target pendapatan asli daerah dari retribusi perizinan.
"Dengan cara ini semua perizinan akan dipercepat, paling lama 12 hari," ujar Kepala BP2T Tangerang Selatan, Mursan Sobari, Jumat (8/1).
Untuk meraih target yang dibebankan kepada BP2T, berbagai upaya dilakukan. Di antaranya dengan membuka gerai pelayanan di pusat perbelanjaan dan kawasan yang ramai. "BSD, Ciputat, Pamulang, dan Bintaro yang akan coba dibuka," katanya.
Selain dengan sistem jemput bola ini, BP2T akan mencoba melayani pengurusan izin sesingkat mungkin. "Beberapa perizinan cukup bisa ditandatangani oleh Kepala Bidang Perizinan atau Nonperizinan," kata Mursan.
Dengan sistem ini perizinan bisa selesai dengan cepat selama pemohon izin membawa kelengkapan syarat-syaratnya." Kami jamin perizinan tidak akan sulit dan lama asalkan syarat-syarat lengkap,"kata Mursan.
Menurut Mursan, cara ini dianggap ampuh untuk menyedot pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perizinan.Pendapatan tertinggi diperkirakan akan didapat dari izin mendirikan bangunan (IMB).
Mursan mengatakan, target pendapatan Kota Tangerang Selatan dari sektor perizinan tahun ini ditarget Rp 21 miliar. "50 persennya dari IMB," kata Mursan.
IMB, menurut dia, memang menjadi sektor andalan karena Tangerang Selatan adalah daerah berkembang. Banyaknya pengembang membuka area komplek hunian baru membuat perizinan untuk mendirikan bangunan sangat tinggi. "Banyak juga pengembang yang mendirikan pusat perbelanjaan dan kawasan-kawasan bisnis," jelas Mursan.
Sektor perizinan memang menjadi sektor yang diandalkan di daerah otonom baru ini. Dari PAD sekitar Rp 80 miliar, 25 persennya lebih ditutupi oleh sektor ini. "Dari 20 jenis perizinan yang saat dikelola oleh Tangerang Selatan sejak Agustus 2008," ujar Mursan.
Mursan yakin target Rp 21 miliar bisa tercapai. Ia mencontohkan target tahun lalu selama lima bulan, Agustus-Desember 2009 ditarget Rp 7,7 miliar. Ternyata pada akhir tahun bisa tercapai Rp 7,9 miliar. "Itu dari 1.500 perizinan yang diterbitkan," katanya.(ti)