Connect With Us

Pegiat Kritisi Dampak Buruk TPA Cipeucang Tangsel

Rachman Deniansyah | Rabu, 27 Februari 2019 | 17:00

Gunung sampah TPA Cipeucang dari sebrang Sungai Cisadane oleh kawan-kawan Yapelh, pada Rabu (20/2/2019). (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)

TANGERANGNEWS.com-Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang di Jalan Kapling Nambo No. 51, Serpong, Kota Tangerang Selatan kembali dikeluhkan. Sejumlah dampak buruk dari kehadiran TPA yang berdiri sejak tahun 2009 itu pun dirasakan warga setempat.

Model open dumping yang diterapkan hampir 10 tahun terakhir di lokasi itu pun dituding menjadi penyebab munculnya dampak negatif terhadap lingkungan.

Sementara hingga saat ini, Pemkot Tangsel belum memiliki alternatif tempat pembuangan lain karena keterbatasan lahan. Sehingga, hampir 250 ton sampah ditampung di TPA yang luasnya hanya sekitar 13 hektar itu.

Kini, tumpukan sampah di lokasi tersebut pun telah menyerupai bukit. Sehingga, ada kekhawatiran dari pegiat setempat terjadinya musibah ledakan dan longsor seperti yang pernah terjadi di TPA Leuwigajah, Bandung, Jawa Barat, pada 22 Februari 2005 silam. 

Ketua Forum Masyarakat Serpong Peduli (Formasi) Ahmad Najib mengatakan, dampak paling dirasakan warga sekitar dari kehadiran TPA Cipeucang adalah bau tidak sedap. Bahkan, kata Najib, karena terbawa angin, bau tidak sedap itu tercium oleh warga di pemukiman yang jaraknya cukup jauh.

"Sering kali tercium bau sampah, bukan hanya masyarakat yang disekitar TPA saja, namun sampai ke perumahan yang jaraknya cukup jauh," jelas Najib kepada Tangerangnews di Jalan Roda Hias, Serpong, Tangsel, Selasa (27/2/2019).

Akibat bau tak sedap itu, kata Najib, warga sekitar pun menjadi pihak yang sangat dirugikan. Ia mencontohkan bahwa harga properti menjadi rendah karena lingkungan menjadi tidak nyaman.

"Harga jual rumah jadi murah, karena orang berpikir ulang tinggal di sekitar TPA," keluh Najib. 

Ia menyebut, warga pun menderita gangguan kesehatan. Kata dia, pihaknya sempat menghadirkan warga yang menderita penyakit kulit yang diduga akibat pencemaran yang bersumber dari TPA Cipeucang.

"Waktu kita audiensi dengan DPRD, kita bawa tiga orang anak yang terkena penyakit yang diindikasikan karena polusi sampah, jadi koreng-koreng (luka-luka). Saat itu ada tiga anak di wilyah kapling RT 2 RW 4," bebernya.

Dengan munculnya dampak tersebut, Najib kemudian menuding bahwa pengelolaan TPA Cipeucang keliru.

"Asumsi kita, TPA ini tidak dikelola dengan benar. Yang kita dengar diawal pengelolaan itu menggunakan sistem sanitary landfield, hari ini kan faktanya open dumping. Ini bukan rahasia lagi, sudah sangat normatif," jelasnya.

Akibat open dumping itu, ia kemudian menyoroti soal lindi yang berasal dari tumpukan sampah. Ia mengkhawatirkan lindi itu pun turut mencemari Sungai Cisadane. Karena menurutnya, jarak antara TPA dengan Cisadane tidak jauh. 

"Kalau berdasarkan wawasan kita dari melihat TPA di wilayah lain, kemungkinan pengelolaan lindi yang kurang, tidak prosedur, mungkin ya seperti itu. Dikhawatirkan mengalir ke Cisadane," imbuhnya.

Pria yang tercatat sebagai warga Serpong ini berharap, ada lembaga atau individu yang benar-benar ahli terkait pengelolaan sampah, sehingga bisa membersihkan solusi yang tepat untuk TPA Cipeucang tersebut. 

"Orang yang mengelola TPA harus yang benar-benar ahli dibidangnya, yang mumpuni," tukasnya.(MRI/RGI)

MANCANEGARA
Kembali ke Gedung Putih, Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat ke-47

Kembali ke Gedung Putih, Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat ke-47

Kamis, 7 November 2024 | 09:27

Donald Trump resmi kembali ke Gedung Putih setelah terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47. Kemenangan ini diumumkan oleh kantor berita The Associated Press pada Rabu dini hari waktu setempat.

OPINI
Jemput Bola Kejar Pajak, Haruskah?

Jemput Bola Kejar Pajak, Haruskah?

Senin, 18 November 2024 | 14:36

Tidak bisa dimungkiri, dalam sistem kapitalisme sumber pemasukan utama negara didapatkan dari pajak. Maka tidak heran jika akhirnya berbagai cara dilakukan demi menertibkan rakyat dalam membayar pajak

TANGSEL
Tukang Bakso di Pamulang Diamuk Massa Usai Lecehkan Bocah 16 Tahun

Tukang Bakso di Pamulang Diamuk Massa Usai Lecehkan Bocah 16 Tahun

Jumat, 22 November 2024 | 23:31

Seorang tukang bakso berinisial S, 47, diamuk massa setelah diketahui melakukan dugaan pelecehan seksual terhadap remaja berusia 16 tahun di Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

PROPERTI
48 Unit Rumah Klaster Louise Ludes dalam 3 Jam Peluncuran, Summarecon Serpong Kantongi Rp225 Miliar

48 Unit Rumah Klaster Louise Ludes dalam 3 Jam Peluncuran, Summarecon Serpong Kantongi Rp225 Miliar

Minggu, 17 November 2024 | 21:50

Klaster Louise, hunian bergaya resort di Tangerang langsung ludes terjual pada tahap satu peluncuran, Sabtu 17 November 2024.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill