Ketika Pendidikan Tak Lagi Jadi Panutan
Jumat, 24 Oktober 2025 | 19:11
Pendidikan adalah kunci utama dari kemajuan bangsa Indonesia. Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia yang ada di Indonesia akan lebih terbentuk dan berkualitas.
TANGERANGNEWS.com-Empat calon legislatif incumbent (petahana) Daerah Pemilihan Serpong-Setu yang saat ini kembali maju dalam Pileg 2019 di prediksi tumbang oleh para caleg pendatang baru.
Keempat anggota DPRD Tangsel tersebut kalah dalam raihan suara individu atau pun suara dari partai pengusung.
Mereka adalah Taufik MA (Gerindra), Eeng Sulaiman ( PPP), Abdullah Serin (Nasdem) dan Soleh Asnawi (PBB sebelumnya Partai Hanura).
Sementara itu dari hasil rekapitulasi hasil perhitungan dalam form DA 1 dari Kecamatan Setu dan Serpong, yang telah dibacakan dalam rapat pleno rekapitulasi suara tingkat KPU Tangsel, Senin (6/5/2019) kemarin tercatat, hanya dua caleg incumbent yang berhasil kembali mewakili masyarakat.
Keduanya yakni, Abdul Rosyid dari Partai Golkar dengan raihan 7.673 suara dan Nurhayati Yusuf dari Partai Demokrat (sebelumnya PKB) dengan raihan 6.535 suara.
Adapun enam caleg lain dari delapan alokasi kursi Dapil Serpong-Setu yang diprediksi melenggang ke Gedung Dewan yakni, Zulfa Sungki Setiawati dari Partai Gerindra dengan 5.638 suara, Syariah dari Partai Golkar dengan 5.076 suara.
Lalu, Paramita Messayu dari PKS dengan 3.470 suara, Mohamad Soleh dari PKB dengan 3.309 suara, Putri Ayu Abis dari PDIP dengan 3.211 suara dan terakhir Alexander Prabu dari PSI dengan 2.510 suara.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok mengatakan, fenomena gagalnya caleg incumbent merupakan sebuah bentuk simbol perlawanan terhadap figur-figur lama yang telah ada sebelumnya dari masyarakat.
Zaki menyebut, kinerja selama 5 tahun menjabat, caleg incumbent yang dianggap kurang berhasil pun bisa menjadi patokan bagi pemilih untuk tidak memilih kembali calon tersebut di luar faktor-faktor penyebab lainnya.
"Caleg incumbent tidak terpilih bisa karena mereka terlalu percaya diri sehingga kurang optimal dalam kampanye, kinerjanya sebagai legislatif tidak memuaskan masyarakat, dan juga masyarakat ingin perubahan dengan memilih figur-figur yang baru," jelasnya.
Dosen FISIP UIN Jakarta ini pun mengomentari terkait fenomena gagalnya PPP dan Nasdem di Tangsel yang tersaingi oleh partai pendatang baru, PSI dalam meraih kursi di DPRD.
Zaki menyebut problem konflik internal di PPP dan tertangkapnya Ketua Umum PPP jadi pukulan telak dan menggerus tingkat elektabikitas partai di daerah dan juga Tangsel.
"Dugaan saya kesalahan pada caleg-caleg Nasdem yang tidak maksimal. Dari segi ketokohan juga kurang. Kampanyenya juga tampak kurang agressif. Ini mungkin yg menbuat Nasdem bisa disalip PSI di Tangsel," katanya.
"PSI parpol baru yang agressif dan penuh inovasi dalam kampanye. Isu-isu menarik seperti restorasi, perubahan, yang dulu banyak dilontarkan Nasdem di kampanye lalu telah diambil alih oleh PSI," tambah Zaki.(RAZ/HRU)
Pendidikan adalah kunci utama dari kemajuan bangsa Indonesia. Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia yang ada di Indonesia akan lebih terbentuk dan berkualitas.
TODAY TAGBRI Super League 2025/26 pekan ke-10 menyajikan ujian terberat bagi Pendekar Cisadane, Persita Tangerang. Pasukan Carlos Pena akan melawat ke Pulau Dewata untuk menantang tuan rumah Bali United, Sabtu 25 Oktober 2025 pukul 19.00 WIB
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.
Di tengah maraknya ragam kuliner modern, nasi jagal tetap merupakan salah satu makanan tradisional yang paling digemari di Kota Tangerang. Olahan daging berempah ini bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan sejarah akulturasi budaya.
RECOMENDED
Tangerang News
@tangerangnews