TANGERANGNEWS.com-Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Tangerang Selatan telah surut. Warga yang menjadi korban pun tengah membersihkan rumahnya masing-masing.
Selain perlengkapan rumah tangga yang kotor bahkan rusak akibat terendam air, sejumlah kebutuhan dasar lainnya pun tak langsung bisa digunakan, seperti pakaian.
Saat banjir melanda, sebagian besar korban tidak sempat menyelamatkan harta bendanya. Mereka meninggalkan rumah demi menyelamatkan diri.
Ketinggian air yang sampai diatas satu meter dibeberapa wilayah tertentu, turut merendam lemari pakaian. Alhasil, semua pakaian di lemari tersebut kotor, karena air banjir bercampur dengan lumpur.
Warga yang tengah kerepotan membersihkan rumah dan perlengkapan rumah tangga lainnya, kemudian memilih jasa cuci pakaian (laundry). Alhasil, para pemilik laundry pun kebanjiran order.
Seperti dikatakan Dora Yusnita, 45, warga Pesona Serpong, Kademangan, Setu, Tangsel. Ia mengaku akan lebih fokus untuk membersihkan perabotan rumah tangganya terlebih dahulu.
"Ya repot juga kalau kita cuci pakaian sendiri. Apalagi itu kan kotor, kena lumpur. Jadi mending laundry saja," kata Dora, Jumat (3/1/2020).
Pantauan TangerangNews di salah satu kaundry sekitar lokasi, tampak tumpukan pakaian kotor bercampur lumpur.
"Iya ini tumpukan pakaian korban banjir di Pesona, Mas," ucap Wati, 25, salah satu penyedia jasa laundry.
Ia menyebut, dalam waktu dua hari ini setidaknya telah ada empat karung pakaian kotor yang mengantre untuk dicuci.
"Iya ini baru dari kemarin, sama hari ini. Sudah ada empat karung. Kita sih belum timbang. Karena ini kan masih basah," katanya.
Untuk membersihkan pakaian yang terkena banjir tersebut, Wati memiliki prosedur khusus.
"Jadi dibersihkan dulu lumpurnya dan dikeringin dulu, habis itu baru kami timbang. Harganya Rp6.000 perkilogram," tuturnya.
Hal serupa juga diakui Rara, 38, penyedia jasa laundry lainnya. Kata Rara, pascabanjir, warga Pesona Serpong banyak yang mencari jasa laundry. "Iya pasti, apalagi banjir di sana kan sering," ujarnya.
Namun, sampai saat ini, permintaan laundry di tempatnya belum terlalu menumpuk.
"Biasanya itu setelah tiga atau empat hari setelah banjir. Soalnya mereka pasti lebih dulu bersihin perabotan dulu. Terus kalau pakaian kan mereka banyak yang menyumbang pakaian bersih. Nanti setelah itu pasti membludak," pungkasnya.(RMI/HRU)