TANGERANGNEWS.com-Dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan setelah hasil evaluasi terhadap tiga kemampuan siswa sekolah menengah atas (SLTA) oleh Programme for International Student Assessment ( PISA) diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dipublikasikan.
Tes PISA mengukur kemampuan siswa pada tiga bidang utama, yaitu matematika, sains, dan literasi. Hasilnya tes pada tahun 2018 menunjukkan kemampuan baca siswa Indonesia berada dalam kelompok kurang bersama dengan negara-negara seperti Saudi Arabia, Maroko, Kosovo, Republik Dominika, atau Kazakhstan dan Filipina.
Hasil riset serupa hasilnya memprihatinkan. Hasil riset Connecticut State University bertajuk Most Littered Nation In the World pada Maret 2016 lalu, rangking Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang diteliti.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan tertantang untuk meningkatkan budaya literasi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Taryono mengatakan, program tersebut bertujuan guna mengembangkan karakter para generasi bangsa.
"Tujuan program ini dalam rangka untuk membangun generasi cerdas, berkarakter, mandiri, dan adaptif," kata Taryono saat dihubungi, Selasa (28/1/2020).
Ia memaparkan, pihaknya akan melakukan berbagaia aksi, diantaranya sosialisasi literasi, serta aktivasi dan optimalisasi perpustakaan.
Selain itu, peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) harus semakin ditingkatkan untuk mendongkrak minat baca masyarakat.
"Kita Optimalkan 89 TBM di Tangsel," tambahnya.
Aksi ini, kata dia, masuk dalam program yang dicanangkan oleh pihaknya, yakni Gerakan Sekolah Bersih Menyenangkan (GBSM).
"Program kami ini sangat relevan dengan program 'Merdeka Belajar' dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," pungkasnya. (RMI/RAC)