12 hari setelah kepulangannya dari Kuala Lumpur, tepatnya 14 Maret 2020, Panji merasakan kesehatannya memburuk, ia terserang demam, bersin-bersin, juga sesak nafas, mirip dengan gejala terangkit COVID-19 yang gencar disosialisasikan.
Kemudian, ia pun berinisiatif melapor ke hotline Corona 119 ext 9. Saya diwawancara petugas hotline via telpon, ditanyakan keluhan dan pernah kontak tidak dengan orang positif Corona saat di Malaysia.
"Mendapat pertanyaan demikian, saya menjawab tidak tahu, karena saya tidak bisa mengidentifikasi orang-orang di Malaysia yang dinyatakan positif Corona," katanya.
Oleh petugas di hotline tersebut, ia diminta mendatangi Puskesmas terdekat untuk diperiksa.
"Lantaran itu hari Sabtu, saya pun agak ragu mendatangi Puskesmas, karena biasanya hanya ada pemeriksaan di hari kerja saja. Hari itu pun kemudian saya memutuskan untuk total beristirahat dan meminum obat influenza dan tolak angin yang dibeli di minimart," terangnya.
"Minggu, 15 Maret 2020, kondisi kesehatan saya tak kunjung membaik. Atas saran dari seorang teman, saya pun diarahkan untuk mendatangi RS rujukan COVID-19 terdekat untuk memeriksakan kondisi saya. Berbekal kartu kuning yang masih saya simpan, saya pun menuju RSUD Kabupaten Tangerang di Kota Tangerang untuk memeriksakan diri," tambahnya.