Setelah 4 hari di ruang IGD, Panji kemudian dipindahkan ke ruang Isolasi khusus, di mana ruangan tersebut hanya diisi oleh dirinya.
"Di ruang isolasi tersebut saya merasa lebih nyaman, dikarenakan di ruang tersebut saya benar-benar dapat beristirahat tanpa adanya gangguan suara batuk atau suara-suara teriakan pasien lainnya seperti di ruang IGD," ujarnya.
Ruangan tersebut berukuran sekitar 4x6 meter. Beragam fasilitas yang tersedia diantaranya kamar mandi, ranjang tempat tidur yang lebih nyaman, lemari untuk menaruh pakaian serta televisi.
Selain itu, terdapat juga kamera pengintai (CCTV) yang tersambung langsung ke ruang perawat. Juga pengeras suara (speaker) khusus di ruangan yang memungkinkan dia berinteraksi dua arah dengan perawat yang berjaga di ruang rawat.
"Selain dipantau secara aktivitas di ruang isolasi, kondisi tubuh saya pun lebih dipantau oleh perawat yang dalam sehari bisa 3-5 kali datang memeriksa kondisi tubuh," terangnya.
"Selain memeriksa suhu tubuh, tensi darah dan memberikan obat-obatan untuk diminum. Perawat pun selalu menanyakan terkait sudah berapa kali kah saya melakukan buang air besar, buang air kecil, hingga jumlah asupan cairan yang diminum. Karena hampir setiap hari saya selalu disediakan dua hingga tiga botol air mineral ukuran 1500 mililiter untuk saya minum," sambungnya